Sabtu, 25 Oktober 2014

PKM-GADUNG



PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
EFEKTIFITAS EKSTRAK UMBI GADUNG (Discorea hispida Dennst) SEBAGAI BIOPESTISIDA PEMBASMI TIKUS  DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Disusun oleh :
MUHAMMAD ELVA THOHARI    (2012/ 12.1.01.06.0058)
FITRI RIA NUR AINI                       (2012/ 12.1.01.06.0016)
LILIK SRI RAHAYU                        (2012/ 12.1.01.06.0028)
MOCHAMAD WACHID HASYIM   (2014/ 14.1.01.06.0011)



UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
KEDIRI
2014


PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
1.      Judul Kegiatan                                         : Efektifitas Ekstrak  Umbi Gadung
                                                                   (Dioscore  hispida Dennst) Sebagai
                                                                   Biopestisida Tikus di Kawasan Kampus
                                                                   Universitas Nusantara PGRI Kediri
2.      Bidang Kegiatan                                      : PKM-P
3.      Ketua Pelaksana Kegiatan                      
a.     Nama Lengkap                                    : Muhammad Elva Thohari
b.    NIM                                                    : 12.1.01.06.01.0058
c.     Jurusan                                                : FKIP Pendidikan Biologi
d.    Universitas/Instansi/Politeknik           : UNP Kediri              
e.     Alamat Rumah dan No.Tel./HP          : Dsn. Jabon Ds. Tanjungkalang Kec.
                                                                 Ngronggot Kab. Nganjuk
f.   Alamat email                                      : Telva@rocketmail.com
4.      Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis      : 3 orang
5.      Dosen Pembimbing                                 
a.       Nama Lengkap dan Gelar                  : Poppy Rahmatika Primandiri,M.Pd
b.      NIDN                                                 : 0702078502
c.       Alamat Rumah dan No.Tel./HP         : Jl. Sunan Ampel I no.85 Rejomulyo
                                                             Kediri, no HP:  08125992042
6.      Biaya Kegiatan Total                              
a.       Dikti                                                   : Rp. 12.000.000,-
b.      Sumber Lain                                       : -
7.      Jangka Waktu Pelaksanan                        : 5 bulan
Kediri , 26 September 204

 



















DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
RINGKASAN.................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3  Tujuan.................................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1  Tanaman Gadung................................................................................ 3
2.2  Hewan Tikus....................................................................................... 4
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1  Rancangan Percobaan......................................................................... 5
3.2  Waktu dan Tempat............................................................................. 5
3.3  Obyek Penelitian................................................................................. 5
3.4  Alat dan Bahan................................................................................... 5
3.5  Prosedur.............................................................................................. 5
3.6  Metode Analisa Data.......................................................................... 6
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1  Anggaran Biaya.................................................................................. 7
4.2  Jadwal Kegiatan................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN







RINGKASAN
Pada umumnya masyarakat membasmi tikus dengan pestisida kimia yang sulit terurai dan tidak ramah lingkungan. Akan tetapi pestisida kimia semakin tahun semakin mahal dan memiliki efek yang merusak lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pestisida alami (biopestidia) yang efektif dalam membasmi tikus dan ramah lingkungan.Gadung (Dioscore hispida Dennst.) adalah salah satu tanaman family Dioscoreaceae yang sering dimanfaatkan sebagai makanan ringan oleh masyarakat,tetapi kandungan kimia gadung juga berpotensi menimbulkan racun jika pengolahannya tidak tepat. Kandungan kimia yang dikandung dalam umbi gadung adalah dioscorine (racun penyebab kejang, saponin, amilum, CaC2O4, antidotum, besi, kalsium, lemak, garam fosfat, protein, dan vitaminTanaman ini memiliki kandungan asam sianida (HCN) tinggiyang diperkirakan merupakan bahan aktif yang mampu mematikan tikus dan mampu membatasi jumlah keturunan tikus sehingga memberikan prospek yang baik untuk bahan pengendalian hama tikus yang banyak terdapat di kawasan Universitas Nusantara PGRI Kediri. Gambaran umum penelitian ini yaitu tercipta produk berupa biopestisida untuk pembasmian tikus yang bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan. Luaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu berupa artikel ilmiah yang terpublikasikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh ekstrak umbi gadung terhadap mortalitas tikus sebagai biopestisida alami. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen.  Variabel bebas pada penelitian ini adalah perbandingan umbi gadung dan air yaitu 100%, 75% : 25%, 50% : 50%, dan 25% : 75%. Variabel terikatnya yaitu mortalitas tikus dan lamanya waktu tikus untuk mati. Ulangan pada penelitian ini adalah 3 kali ulangan. Analisis data menggunakan Analysis of Variance dengan SPSS 17. Untuk data pembandingan nilai tengah antar perlakuan setelah uji F menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tikus  (Rattus rattus) adalah hewan pengerat biasa yang mudah dijumpai di rumah-rumah dengan ekor yang panjang dan pandai memanjat serta melompat.Seringkali hewan penggerat ini merusak beberapa barang dan peralatan juga mengotori sebagian ruangan yang dilewatinya.Hewan ini umumnya aktif dimalam hari, tetapi ada juga sebagian yang tetap aktif di siang hari guna mencari makanan.Sebagian orang yang merasa terganggu dengan adanya tikus ini membuat jebakan atau racun tikus dengan tujuan bisa menghentikan populasi tikus.Bahan kimia yang banyak dijual dipasaran sangat ampuh untuk pembasmian tikus akan tetapi bahan ini tidak ramah lingkungan dan sulit terurai. Banyak nya populasi tikus yang ada di kawasan kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri membuat kami para mahasiswa untuk melakukan penelitian terkait pembasmian tikus dengan biopestisida yang ramah lingkungan dan mudah terurai. Salah satunya adalah menggunakan bahan utama tanaman umbi gadung.
Adanya racun dalam umbi gadung sudah sejak lama diketahui. Karena sifat tersebutumbi gadung banyak dipakai sebagai racun ikan, tikus dan insektisida alami. Sedangkan jikadiolah sebagai bahan makanan umbi gadung dihilangkan dahulu racunnya.Dalam umbi gadung terkandung senyawa alkaloid dioskorin yang bersifat racun dandiosgenin yang tidak beracun. Juga dalam umbi gadung terkandung saponin berupa dioscinyang bersifat racun. Umbi yang tua jika dibiarkan terus akan berwarna menjadi hijau dankadar racunnya meningkat. Disamping golongan alkaloid, dalam gadung juga terkandung senyawa sianida yang beracun. Kandungan kimia yang dikandung dalam umbi gadung (Dioscorea composita) adalah dioscorine (racun penyebab kejangj, saponin, amilum, CaC2O4, antidotum, besi, kalsium, lemak, garam fosfat, protein, dan vitamin.  Komponen yang merugikan pada gadung yaitu terdapat  zat beracun berupa asam sianida (HCN),  yang diperkirakan merupakan bahan aktif dalam pengendalian tikus (Republika, 2002).  Gadung merupakan kelompok tanaman yang mampu membatasi jumlah keturunan tikus, sehingga memberikan prospek yang baik untuk bahan pengendalian hama tikus.  Bahan kimia diosgenin yang terkandung dalam umbi gadung dapat digunakan sebagai obat antifertilitas yang efektif, khususnya untuk hama tikus.  Namun demikian, pengujian skala lapang masih diperlukan untuk mengetahui kemampuan aplikasinya (Agris search result 1998).Di sinilah gadung bisa menawarkan solusi.Umbi tanaman merambatinimerupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat racun tikus.Karena berbahan alami, racun tikus jenis ini bersifat mudah terurai(biodegradable) di alam, sehingga tak bakal mencemari lingkungan(Harahap, F.dan S. Ginting, 1984).
Dengan  dilakukannya penelitian ini diharapkan mampu menemukan biopestisida yang ramah lingkungan bersifat mudah terurai(biodegradable) di alam,yaitu dari tanaman gadung yang memiliki banyak kandungan toksik guna membasmi tikus yang ada di kawasan kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri.
1.2  Rumusan masalah
Bagaimanakah pengaruh ekstrak umbi gadung terhadap mortilitas tikus sebagai biopestisida alami?
1.3  Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh ekstrak umbi gadung terhadap mortilitas tikus sebagai biopestisida alami.

























BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Tanaman Gadung
Secara taksonomi gadung dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Superdivision  : Spermatophyta
Division           : Magnoliophyta
Class                : Liliopsida
Subclass          : Liliidae
Order               : Liliales
Family             : Dioscoreaceae
Genus              :Dioscorea L.
Species            : Dioscorea hispida Dennst
Gadung merupakan perdu memanjat yang tingginya dapat mencapai  5-10 m. Batangnya bulat, berbentuk galah, berbulu, dan berduri yang tersebar sepanjang batang dan tangkai daun. Umbinya bulat diliputi rambut akar yang besar dan kaku.Kulit umbi berwarna gading atau coklat muda, daging umbinya berwarna putih gading atau kuning.Umbinya muncul dekat permukaan tanah. Dapat dibedakan dari jenis-jenis dioscorea lainnya karena daunnya merupakan daun majemuk terdiri dari 3 helai daun (trifoliolatus), warna hijau, panjang 20-25 cm, lebar 1-12 cm, helaian daun tipis lemas, bentuk lonjong, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan melengkung (dichotomous), permukaan kasar (scaber). Bunga tersusun dalam ketiak daun (axillaris), berbulit, berbulu, dan jarang sekali dijumpai. Perbungaan jantan berupa malai atau tandan, panjang antara 7-55 cm, perbungaan betina berupa bulir, panjang antara 25-65 cm. Buah lonjong, panjang kira-kira 1 cm, berwarna coklat atau kuning kecoklatan bila tua. Akar serabut.
Kandungan kimia yang dikandung dalam umbi gadung (Dioscorea composita) adalah dioscorine (racun penyebab kejangj, saponin, amilum, CaC2O4,antidotum, besi, kalsium, lemak, garam fosfat, protein, dan vitamin.  Komponen yang merugikan pada gadung yaitu terdapat  zat beracun berupa asam sianida (HCN),  yang diperkirakan merupakan bahan aktif dalam pengendalian tikus (Republika, 2002). Sianida (HCN) merupakan racun bagi semua makhluk hidup, yang dapat menghambat pernafasan dan juga dapat mengakibatkan perkembangan sel yang tidak sempurna. Sianida menghambat kerja enzim ferisitokrom oksidase dalam proses pengambilan oksigen untuk pernafasan. Kandungan sianida 0,5 – 3,5 mg HCN/kg akan menyebabkan kematian (Ngasifudin, Sukosrono, 2006) .
2.2 Hewan Tikus (Rattus rattus)
Tikus  (Rattus rattus) adalah hewan pengerat biasa yang mudah dijumpai di rumah-rumah dengan ekor yang panjang dan pandai memanjat serta melompat. Hewan ini termasuk dalam subsuku Murinae dan berasal dari Asia. Namun, ia lalu menyebar ke Eropa melalui perdagangan sejak awal penanggalan modern dan betul-betul menyebar pada abad ke-6. Selanjutnya ia menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tikus rumah pada masa kini cenderung tersebar di daerah yang lebih hangat karena di daerah dingin kalah bersaing dengan tikus got.
Tidak seperti saingannya, tikus got, tikus rumah adalah perenang yang buruk dan bangkainya sering ditemukan di sumur-sumur. Namun, ia lebih gesit dan pemanjat ulung, bahkan berani "terbang". Warnanya biasanya hitam atau coklat terang, meskipun sekarang ada yang dibiakkan dengan warna putih atau loreng. Ukurannya biasanya 15-20 cm dengan ekor ± 20cm. Hewan ini nokturnal dan pemakan segala, namun menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan saja, dengan anak 3-10 ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai hidup berkelompok.
Seringkali hewan penggerat ini merusak beberapa barang dan peralatan juga mengotori sebagian ruangan yang dilewatinya.Hewan ini umumnya aktif dimalam hari, tetapi ada juga sebagian yang tetap aktif di siang hari guna mencari makanan.Sebagian orang yang merasa terganggu dengan adanya tikus ini membuat jebakan atau racun tikus dengan tujuan bisa menghentikan populasi tikus.Banyaknya populasi tikus yang ada di kawasan kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri membuat kami para mahasiswa untuk melakukan penelitian terkait pembasmian tikus dengan biopestisida yang ramah lingkungan dan mudah terurai. Salah satunya adalah menggunakan bahan utama tanaman umbi gadung. Bahan kimia yang banyak dijual dipasaran sangat ampuh untuk pembasmian tikus akan tetapi bahan ini tidak ramah lingkungan dan sulit terurai.














BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1  Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian (Metode) yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Perlakuan pada penelitian ini adalah perbandingan getah gadung dan air yaitu 100%, 75% : 25%, 50% : 50%, dan 25% : 75%. Variabel yang diamati yaitu mortalitas tikus dan lamanya waktu tikus untuk mati. Ulangan pada penelitian ini adalah 3 kali ulangan.

3.2  Waktu dan Tempat Penelitian
        Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 1 Maret – 30 Juni 2015, bertempat di Kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri

3.3  Obyek Penelitian
Obyek penelitian yaitu hewan  tikus (Rattus rattus)
3.4  Alat dan Bahan
a.    Alat                                                         b. Bahan
-          Perangkap tikus                                     - Umbi Gadung
-          Blender                                                  - Air/aquades
-          Tempat makanan                                   - Kelapa/makanan tikus
-          Saringan
-          Wadah minum
-          Pisau
-          Sarung tangan
-          Masker
-          Kuas
-          Rafia
-          Baskom
-          Plastik
3.5  Prosedur Penelitian
a.       Mengupas kulit gadung dengan pisau secukupnya
b.      Gadung dicacah kecil-kecil dan dimasukkan ke blender
c.       Membuat Ekstrak Umbi Gadung dengan cara memblendernya
d.      Hasil yang sudah halus, disaring dan diambil ekstraknya
e.       Menyiapkan 12 wadah, dengan tikus sebanyak 5 ekor untuk diberi perlakuan yaitu perbandingan ekstrak  gadung dan air yaitu 100%, 75% : 25%, 50% : 50%, dan 25% : 75%.  wadah 1 ekstrak gadung 100%, wadah 2 perbandingan ekstrak gadung dengan air 75%:25%, wadah 3 perbandingan ekstrak gadung dengan air 50%:50% dan wadah 4 perbandingan ekstrak gadung dengan air 25%:75%


Wadah
Ekstrak Gadung
Aquades
1
100 ml
0 ml
2
75 ml
25 ml
3
50 ml
50 ml
4
25 ml
75 ml

f.       Mengoleskan ekstrak gadung sesuai perlakuan yang sudah ditentukan ke makanan tikus
g.      Mengamati hasil efektifitas ekstrak gadung pada komposisi yang sudah diberi perlakuan dengan melihat lamanya tikus mati dan jumlah mortalitas tikus.
h.      Ketika sudah didapatkan hasil yang sesuai, baru dilakukan penelitian skala lapang yaitu di titik-titik rawan kawasan Universitas Nusantara PGRI Kediri
3.6 Metode analisis data
 Analisis data menggunakan Analysis of Variance dengan SPSS 17. Untuk data pembandingan nilai tengah antar perlakuan setelah uji F menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

























BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1  Anggaran  Biaya
No
Jenis Pengeluaran
Biaya
1.
Peralatan Penunjang
·  Perangkap tikus
·  Blender
·  Tempat makanan
·  Saringan
·  Wadah minum
·  Pisau
·  Sarung tangan
·  Masker
·  Kuas
·  Rafia
·  Baskom
·  Plastik
Jumlah

Rp. 1.500.000
Rp.    900.000
Rp.     50.000
Rp.     30.000
Rp.     30.000
Rp.    75.000
Rp.   100.000
Rp.     80.000
Rp.     50.000
Rp.     35.000
Rp.     50.000
Rp.     75.000
Rp.     25.000
Rp.  3.000.000
2.
Bahan Habis Pakai
·  Kertas HVS
·  Mencit
·  Tikus
·  Tinta
·  Tanaman Gadung
·  Kelapa
·  Kue
·  Selai
·  Kertas Saring
·  Air minum
·  Listrik
Jumlah

Rp350.000
Rp 260.000
Rp 360.000
Rp 330.000
Rp 2.000.000
Rp  125.000
Rp  250.000
Rp75.000
Rp50.000
Rp 250.000
Rp. 95.000
Rp. 4.200.000
3.
Perjalanan
·  Transport mencari Tanaman Gadung
·  Transportmembeli perangkap tikus
·  Transport membeli peralatan
·  Transport pembuatan lamporan
·  Transport pembuangan tikus ke TPA
Jumlah

Rp 1.100.000
Rp500.000
Rp600.000
Rp 400.000
Rp 400.000
Rp. 3.000.000
4.
Lain-Lain
·  Penyususnan Laporan
·  Penyusunan laporan Monev
·  Penyusunan Laporan akhir
·  Penjilidan
·  Fotokopi
·  Insidental
Jumlah

Rp300.000
Rp300.000
Rp300.000
Rp200.000
Rp200.000
Rp 500.000
Rp. 1.800.000
Jumlah seluruh pengeluaran
Rp. 12.000.000


4.2  Jadwal Kegiatan
No
Jenis Kegiatan
Bulan
1
2
3
4
5
1.
Menyusun Proposal





2.
Menyiapkan peralatan





3.
Membuat Biopestisida





4.
Uji coba





5.
Pelaksanaan Penelitian





6.
Pembuatan laporan penelitian





7.
Pelaporan penelitian






















DAFTAR PUSTAKA
Ardiansari,Yasinta M.2012. Pengaruh Jenis Gadung Dan Lama Perebusan Terhadap Kadar Sianida Gadung. Jember: Universitas Negeri Jember

Fajar,Yuli, Sandy Olivia, Dede Rostamah, Hani SZ Susani, Indra Retnowati.2006. Gadung Sebagai Obat Pembasmi Hama Pada Tanaman Padi. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Hasanah, Misroul, I Made Tangkas, dan Jamaluddin Sakung.2012. Daya Insektisida Alami Kombinasi Perasan Umbi  Gadung (Dioscorea Hispida Dennst ) Dan Ekstrak  Tembakau ( Nicotiana Tabacum L).Palu: University of Tadulako

Koswara,Sutrisno. tanpa tahun. Modul Teknologi Pengolahan UmbiUmbian Bagian 3: Pengolahan Umbi Gadung. Bogor: Southeast Asian Food And Agricultural Science And Technology (SEAFAST) Center Research And Community Service Institution BOGOR AGRICULTURAL UNIVERSITY

Ndaru,Hasri.2012. Artikel Umbi Gadung (Dioscorea Hispida Dennst). Semarang: Universitas Diponegoro Semarang
Wulandari,Febriana. 2012. Ekstrak Umbi Gadung Dan Ekstrak Biji Mimba
Sebagai Bahan Pengawet Kayu Ramah Lingkungan. Mataram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peristiwa Penting Menjelang Kemerdekaan

Menyerahnya Jepang terhadap Sekutu Penyerahan Jepang terhadap sekutu terjadi setelah peristiwa pengeboman di Nagasaki dan Hiroshima. Pen...