PROPOSAL
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL
PROGRAM
EFEKTIFITAS
EKSTRAK UMBI GADUNG (Discorea hispida Dennst) SEBAGAI
BIOPESTISIDA PEMBASMI TIKUS DI KAWASAN
KAMPUS UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
BIDANG
KEGIATAN:
PKM
PENELITIAN
Disusun
oleh :
MUHAMMAD
ELVA THOHARI (2012/ 12.1.01.06.0058)
FITRI
RIA NUR AINI (2012/
12.1.01.06.0016)
LILIK
SRI RAHAYU (2012/ 12.1.01.06.0028)
MOCHAMAD WACHID
HASYIM (2014/ 14.1.01.06.0011)
UNIVERSITAS
NUSANTARA PGRI KEDIRI
KEDIRI
2014
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
1. Judul
Kegiatan :
Efektifitas Ekstrak Umbi Gadung
(Dioscore hispida Dennst) Sebagai
Biopestisida Tikus di Kawasan
Kampus
Universitas Nusantara PGRI Kediri
2.
Bidang
Kegiatan :
PKM-P
3.
Ketua
Pelaksana Kegiatan
a.
Nama
Lengkap :
Muhammad Elva Thohari
b.
NIM :
12.1.01.06.01.0058
c.
Jurusan :
FKIP Pendidikan Biologi
d.
Universitas/Instansi/Politeknik : UNP Kediri
e.
Alamat
Rumah dan No.Tel./HP : Dsn. Jabon
Ds. Tanjungkalang Kec.
Ngronggot Kab. Nganjuk
f. Alamat email :
Telva@rocketmail.com
4.
Anggota
Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
5.
Dosen
Pembimbing
a.
Nama
Lengkap dan Gelar : Poppy
Rahmatika Primandiri,M.Pd
b.
NIDN :
0702078502
c.
Alamat
Rumah dan No.Tel./HP : Jl. Sunan
Ampel I no.85 Rejomulyo
Kediri, no HP: 08125992042
6.
Biaya
Kegiatan Total
a.
Dikti :
Rp. 12.000.000,-
b.
Sumber
Lain :
-
7.
Jangka
Waktu Pelaksanan : 5
bulan
Kediri , 26 September 204
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN
PENGESAHAN.......................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................... iii
RINGKASAN.................................................................................................. iv
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1
Tanaman Gadung................................................................................ 3
2.2
Hewan Tikus....................................................................................... 4
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan
Percobaan......................................................................... 5
3.2 Waktu
dan Tempat............................................................................. 5
3.3 Obyek
Penelitian................................................................................. 5
3.4 Alat dan
Bahan................................................................................... 5
3.5 Prosedur.............................................................................................. 5
3.6 Metode
Analisa Data.......................................................................... 6
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran
Biaya.................................................................................. 7
4.2 Jadwal
Kegiatan................................................................................. 8
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RINGKASAN
Pada umumnya
masyarakat membasmi tikus dengan pestisida kimia yang sulit terurai dan tidak
ramah lingkungan. Akan tetapi pestisida kimia semakin tahun semakin mahal dan
memiliki efek yang merusak lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian tentang pestisida alami (biopestidia) yang efektif dalam membasmi
tikus dan ramah lingkungan.Gadung (Dioscore
hispida Dennst.) adalah salah satu tanaman family
Dioscoreaceae yang sering dimanfaatkan sebagai makanan ringan oleh
masyarakat,tetapi kandungan kimia gadung juga berpotensi menimbulkan racun jika
pengolahannya tidak tepat.
Kandungan
kimia yang dikandung dalam umbi gadung
adalah dioscorine (racun penyebab kejang, saponin, amilum, CaC2O4,
antidotum, besi, kalsium, lemak, garam
fosfat, protein, dan vitamin. Tanaman
ini memiliki
kandungan asam sianida (HCN) tinggiyang diperkirakan merupakan
bahan aktif yang mampu mematikan
tikus dan mampu membatasi jumlah keturunan tikus sehingga memberikan prospek
yang baik untuk bahan pengendalian hama tikus yang banyak terdapat di kawasan Universitas
Nusantara PGRI Kediri. Gambaran umum penelitian ini yaitu tercipta produk
berupa biopestisida untuk pembasmian tikus yang bersifat
mudah terurai (biodegradable) di
alam, sehingga tidak mencemari lingkungan. Luaran yang diharapkan dari hasil
penelitian ini yaitu berupa artikel ilmiah yang terpublikasikan. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh ekstrak umbi gadung terhadap
mortalitas tikus sebagai biopestisida alami. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
perbandingan umbi gadung dan air yaitu 100%, 75% : 25%, 50% : 50%, dan 25% :
75%. Variabel terikatnya yaitu mortalitas tikus dan lamanya waktu tikus untuk
mati. Ulangan pada penelitian ini adalah 3 kali ulangan. Analisis data
menggunakan Analysis of Variance
dengan SPSS 17. Untuk data pembandingan nilai tengah antar perlakuan setelah
uji F menggunakan uji Duncan Multiple
Range Test (DMRT).
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tikus (Rattus rattus) adalah hewan pengerat
biasa yang mudah dijumpai di rumah-rumah dengan ekor yang panjang dan pandai
memanjat serta melompat.Seringkali hewan penggerat ini merusak beberapa barang
dan peralatan juga mengotori sebagian ruangan yang dilewatinya.Hewan ini
umumnya aktif dimalam hari, tetapi ada juga sebagian yang tetap aktif di siang
hari guna mencari makanan.Sebagian orang yang merasa terganggu dengan adanya
tikus ini membuat jebakan atau racun tikus dengan tujuan bisa menghentikan
populasi tikus.Bahan kimia yang banyak dijual dipasaran sangat ampuh untuk
pembasmian tikus akan tetapi bahan ini tidak ramah lingkungan dan sulit
terurai. Banyak nya populasi tikus yang ada di kawasan kampus Universitas
Nusantara PGRI Kediri membuat kami para mahasiswa untuk melakukan penelitian
terkait pembasmian tikus dengan biopestisida yang ramah lingkungan dan mudah
terurai. Salah satunya adalah menggunakan bahan utama tanaman umbi gadung.
Adanya
racun dalam umbi gadung sudah sejak lama diketahui. Karena sifat tersebutumbi
gadung banyak dipakai sebagai racun ikan, tikus dan insektisida alami.
Sedangkan jikadiolah sebagai bahan makanan umbi gadung dihilangkan dahulu
racunnya.Dalam umbi gadung terkandung senyawa alkaloid dioskorin yang bersifat
racun dandiosgenin yang tidak beracun. Juga dalam umbi gadung terkandung
saponin berupa dioscinyang bersifat racun. Umbi yang tua jika dibiarkan terus
akan berwarna menjadi hijau dankadar racunnya meningkat. Disamping golongan alkaloid,
dalam gadung juga terkandung senyawa sianida yang beracun. Kandungan
kimia yang dikandung dalam umbi gadung
(Dioscorea composita) adalah dioscorine (racun penyebab kejangj,
saponin, amilum, CaC2O4, antidotum,
besi, kalsium, lemak, garam fosfat, protein, dan vitamin. Komponen
yang merugikan pada gadung yaitu terdapat zat beracun berupa asam sianida (HCN), yang diperkirakan
merupakan bahan aktif dalam pengendalian tikus (Republika, 2002).
Gadung merupakan kelompok tanaman yang mampu membatasi jumlah keturunan tikus,
sehingga memberikan prospek yang baik untuk bahan pengendalian hama
tikus. Bahan kimia diosgenin yang terkandung dalam umbi gadung dapat
digunakan sebagai obat antifertilitas yang efektif, khususnya untuk hama
tikus. Namun demikian, pengujian skala lapang masih diperlukan untuk
mengetahui kemampuan aplikasinya (Agris search result 1998).Di sinilah gadung bisa menawarkan
solusi.Umbi tanaman merambatinimerupakan salah satu bahan yang dapat digunakan
untuk membuat racun tikus.Karena berbahan alami, racun tikus jenis ini bersifat
mudah terurai(biodegradable) di alam, sehingga tak bakal mencemari
lingkungan(Harahap, F.dan S. Ginting, 1984).
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan mampu
menemukan biopestisida yang ramah lingkungan bersifat mudah terurai(biodegradable) di alam,yaitu dari
tanaman gadung yang memiliki banyak kandungan toksik guna membasmi
tikus yang ada di kawasan kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimanakah
pengaruh ekstrak umbi gadung terhadap mortilitas tikus sebagai biopestisida
alami?
1.3 Tujuan
Untuk
mengetahui pengaruh ekstrak umbi gadung terhadap mortilitas tikus sebagai
biopestisida alami.
BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Tanaman Gadung
Secara
taksonomi gadung dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Liliidae
Order : Liliales
Family : Dioscoreaceae
Genus :Dioscorea L.
Species
: Dioscorea hispida Dennst
Gadung merupakan perdu
memanjat yang tingginya dapat mencapai
5-10 m. Batangnya bulat, berbentuk galah, berbulu, dan berduri yang
tersebar sepanjang batang dan tangkai daun. Umbinya bulat diliputi rambut akar
yang besar dan kaku.Kulit umbi berwarna gading atau coklat muda, daging umbinya
berwarna putih gading atau kuning.Umbinya muncul dekat permukaan tanah. Dapat
dibedakan dari jenis-jenis dioscorea lainnya karena daunnya merupakan daun
majemuk terdiri dari 3 helai daun (trifoliolatus),
warna hijau, panjang 20-25 cm, lebar 1-12 cm, helaian daun tipis lemas, bentuk
lonjong, ujung meruncing (acuminatus),
pangkal tumpul (obtusus), tepi rata,
pertulangan melengkung (dichotomous),
permukaan kasar (scaber). Bunga
tersusun dalam ketiak daun (axillaris),
berbulit, berbulu, dan jarang sekali dijumpai. Perbungaan jantan berupa malai
atau tandan, panjang antara 7-55 cm, perbungaan betina berupa bulir, panjang
antara 25-65 cm. Buah lonjong, panjang kira-kira 1 cm, berwarna coklat atau
kuning kecoklatan bila tua. Akar serabut.
Kandungan kimia yang dikandung dalam umbi gadung (Dioscorea composita)
adalah dioscorine (racun penyebab kejangj, saponin, amilum, CaC2O4,antidotum, besi, kalsium, lemak, garam
fosfat, protein, dan vitamin. Komponen yang merugikan pada gadung
yaitu terdapat zat beracun berupa asam
sianida (HCN), yang diperkirakan merupakan bahan aktif dalam pengendalian
tikus (Republika, 2002). Sianida
(HCN) merupakan racun bagi semua makhluk hidup, yang dapat menghambat
pernafasan dan juga dapat mengakibatkan perkembangan sel yang tidak sempurna.
Sianida menghambat kerja enzim ferisitokrom oksidase dalam proses pengambilan
oksigen untuk pernafasan. Kandungan sianida 0,5 – 3,5 mg HCN/kg akan
menyebabkan kematian (Ngasifudin, Sukosrono, 2006) .
2.2
Hewan Tikus (Rattus rattus)
Tikus (Rattus rattus) adalah hewan
pengerat biasa yang mudah dijumpai di rumah-rumah dengan ekor yang
panjang dan pandai memanjat serta melompat. Hewan ini termasuk dalam subsuku
Murinae dan berasal dari Asia. Namun, ia lalu menyebar ke Eropa melalui perdagangan
sejak awal penanggalan modern dan betul-betul menyebar pada abad ke-6.
Selanjutnya ia menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tikus rumah pada masa kini
cenderung tersebar di daerah yang lebih hangat karena di daerah dingin kalah
bersaing dengan tikus got.
Tidak seperti saingannya, tikus got, tikus rumah adalah
perenang yang buruk dan bangkainya sering ditemukan di sumur-sumur. Namun, ia
lebih gesit dan pemanjat ulung, bahkan berani "terbang". Warnanya
biasanya hitam atau coklat terang, meskipun sekarang ada yang dibiakkan dengan
warna putih atau loreng. Ukurannya biasanya 15-20 cm dengan ekor ± 20cm. Hewan
ini nokturnal
dan pemakan segala, namun menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan
saja, dengan anak 3-10 ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai
hidup berkelompok.
Seringkali
hewan penggerat ini merusak beberapa barang dan peralatan juga mengotori
sebagian ruangan yang dilewatinya.Hewan ini umumnya aktif dimalam hari, tetapi
ada juga sebagian yang tetap aktif di siang hari guna mencari makanan.Sebagian
orang yang merasa terganggu dengan adanya tikus ini membuat jebakan atau racun tikus
dengan tujuan bisa menghentikan populasi tikus.Banyaknya populasi tikus yang
ada di kawasan kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri membuat kami para
mahasiswa untuk melakukan penelitian terkait pembasmian tikus dengan
biopestisida yang ramah lingkungan dan mudah terurai. Salah satunya adalah
menggunakan bahan utama tanaman umbi gadung. Bahan kimia yang banyak dijual
dipasaran sangat ampuh untuk pembasmian tikus akan tetapi bahan ini tidak ramah
lingkungan dan sulit terurai.
BAB 3
METODE
PENELITIAN
3.1 Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian (Metode) yang digunakan pada
penelitian ini adalah eksperimen. Perlakuan pada penelitian ini adalah
perbandingan getah gadung dan air yaitu 100%, 75% : 25%, 50% : 50%, dan 25% :
75%. Variabel yang diamati yaitu mortalitas tikus dan lamanya waktu tikus untuk
mati. Ulangan pada penelitian ini adalah 3 kali ulangan.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 1
Maret – 30 Juni 2015, bertempat di Kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri
3.3 Obyek Penelitian
Obyek
penelitian yaitu hewan tikus (Rattus rattus)
3.4 Alat dan Bahan
a.
Alat
b. Bahan
-
Perangkap tikus
- Umbi Gadung
-
Blender -
Air/aquades
-
Tempat makanan
- Kelapa/makanan tikus
-
Saringan
-
Wadah minum
-
Pisau
-
Sarung tangan
-
Masker
-
Kuas
-
Rafia
-
Baskom
-
Plastik
3.5 Prosedur Penelitian
a.
Mengupas kulit
gadung dengan pisau secukupnya
b.
Gadung dicacah
kecil-kecil dan dimasukkan ke blender
c.
Membuat Ekstrak
Umbi Gadung dengan cara memblendernya
d.
Hasil yang sudah
halus, disaring dan diambil ekstraknya
e.
Menyiapkan 12
wadah, dengan tikus sebanyak 5 ekor untuk diberi perlakuan yaitu perbandingan
ekstrak gadung dan air yaitu 100%, 75% :
25%, 50% : 50%, dan 25% : 75%. wadah 1
ekstrak gadung 100%, wadah 2 perbandingan ekstrak gadung dengan air 75%:25%, wadah
3 perbandingan ekstrak gadung dengan air 50%:50% dan wadah 4 perbandingan
ekstrak gadung dengan air 25%:75%
Wadah
|
Ekstrak
Gadung
|
Aquades
|
1
|
100 ml
|
0 ml
|
2
|
75 ml
|
25 ml
|
3
|
50 ml
|
50 ml
|
4
|
25 ml
|
75 ml
|
f.
Mengoleskan
ekstrak gadung sesuai perlakuan yang sudah ditentukan ke makanan tikus
g.
Mengamati hasil
efektifitas ekstrak gadung pada komposisi yang sudah diberi perlakuan dengan melihat
lamanya tikus mati dan jumlah mortalitas tikus.
h.
Ketika sudah
didapatkan hasil yang sesuai, baru dilakukan penelitian skala lapang yaitu di titik-titik
rawan kawasan Universitas Nusantara PGRI Kediri
3.6 Metode analisis data
Analisis
data menggunakan Analysis of Variance
dengan SPSS 17. Untuk data pembandingan nilai tengah antar perlakuan setelah
uji F menggunakan uji Duncan Multiple
Range Test (DMRT)
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL
KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No
|
Jenis
Pengeluaran
|
Biaya
|
1.
|
Peralatan Penunjang
· Perangkap
tikus
· Blender
· Tempat
makanan
· Saringan
· Wadah
minum
· Pisau
· Sarung
tangan
· Masker
· Kuas
· Rafia
· Baskom
· Plastik
Jumlah
|
Rp.
1.500.000
Rp. 900.000
Rp. 50.000
Rp. 30.000
Rp. 30.000
Rp. 75.000
Rp. 100.000
Rp. 80.000
Rp. 50.000
Rp. 35.000
Rp. 50.000
Rp. 75.000
Rp.
25.000
Rp. 3.000.000
|
2.
|
Bahan Habis Pakai
· Kertas
HVS
· Mencit
· Tikus
· Tinta
· Tanaman
Gadung
· Kelapa
· Kue
· Selai
· Kertas
Saring
· Air
minum
· Listrik
Jumlah
|
Rp350.000
Rp 260.000
Rp 360.000
Rp 330.000
Rp 2.000.000
Rp 125.000
Rp 250.000
Rp75.000
Rp50.000
Rp 250.000
Rp. 95.000
Rp. 4.200.000
|
3.
|
Perjalanan
· Transport
mencari Tanaman Gadung
· Transportmembeli
perangkap tikus
· Transport
membeli peralatan
· Transport
pembuatan lamporan
· Transport
pembuangan tikus ke TPA
Jumlah
|
Rp 1.100.000
Rp500.000
Rp600.000
Rp 400.000
Rp 400.000
Rp.
3.000.000
|
4.
|
Lain-Lain
· Penyususnan
Laporan
· Penyusunan
laporan Monev
· Penyusunan
Laporan akhir
· Penjilidan
· Fotokopi
· Insidental
Jumlah
|
Rp300.000
Rp300.000
Rp300.000
Rp200.000
Rp200.000
Rp 500.000
Rp.
1.800.000
|
Jumlah seluruh
pengeluaran
|
Rp. 12.000.000
|
4.2 Jadwal Kegiatan
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
Menyusun
Proposal
|
|
|
|
|
|
2.
|
Menyiapkan
peralatan
|
|
|
|
|
|
3.
|
Membuat
Biopestisida
|
|
|
|
|
|
4.
|
Uji
coba
|
|
|
|
|
|
5.
|
Pelaksanaan
Penelitian
|
|
|
|
|
|
6.
|
Pembuatan
laporan penelitian
|
|
|
|
|
|
7.
|
Pelaporan
penelitian
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Ardiansari,Yasinta M.2012. Pengaruh
Jenis Gadung Dan Lama Perebusan Terhadap Kadar Sianida Gadung. Jember:
Universitas Negeri Jember
Fajar,Yuli, Sandy Olivia, Dede Rostamah, Hani SZ Susani, Indra
Retnowati.2006. Gadung Sebagai Obat Pembasmi
Hama Pada Tanaman Padi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor
Hasanah, Misroul, I Made
Tangkas, dan Jamaluddin Sakung.2012. Daya Insektisida Alami Kombinasi Perasan Umbi Gadung
(Dioscorea Hispida Dennst ) Dan
Ekstrak Tembakau ( Nicotiana Tabacum L).Palu: University of Tadulako
Koswara,Sutrisno. tanpa
tahun. Modul Teknologi
Pengolahan Umbi‐Umbian
Bagian 3: Pengolahan Umbi Gadung. Bogor: Southeast Asian Food And Agricultural
Science And Technology (SEAFAST) Center Research And Community Service
Institution BOGOR AGRICULTURAL UNIVERSITY
Ndaru,Hasri.2012. Artikel Umbi Gadung (Dioscorea Hispida
Dennst). Semarang: Universitas Diponegoro Semarang
Wulandari,Febriana.
2012. Ekstrak Umbi Gadung Dan
Ekstrak Biji Mimba
Sebagai
Bahan Pengawet Kayu Ramah Lingkungan. Mataram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar