Rabu, 23 November 2016

Konferensi Ilmuwan Muda Indonesia (KIMI MUN ke-5) 22-24 Maret 2016,Depok, Indonesia

“Lutung Banana” Sumber Serat Pangan Ekonomis

Fitri Ria Nur ‘Aini* dan Harianto
Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Nusantara PGRI Kediri
Email: fitririanuraini@gmail.com


Abstrak

Jantung pisang memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber serat pangan alternatif bagi masyarakat. Jantung pisang mengandung zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh, yaitu berupa: Protein 12,051%, Karbohidrat 34,831% dan lemak total 13,050%. Selain karbohidrat, jantung pisang juga mengandung protein, mineral (terutama fosfor, kalsium, dan besi), serta sejumlah vitamin A, B1 dan C. Di desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri merupakan wilayah pedesaan dimana sebagian besar penduduknya memiliki pohon pisang. Pemanfaatan jantung pisang di desa tersebut hanya dimasak untuk sayur saja. Hal ini karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan jantung pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah jantung pisang menjadi sumber serat pangan alternatif  berupa tepung jantung pisang yang digunakan untuk membuat kulit lumpia dengan isian jantung pisang. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah jantung pisang,tepung terigu,telur,serta bumbu pendukung lainnya menjadi lumpia dengan dua kali percobaan menggunakan uji organoleptik panelis terbatas. Hasil dari penelitian ini berupa LUTUNG BANANA (Lumpia Jantung Pisang) dengan warna  menarik dan khas, aroma sedap, tekstur renyah(keras), dan rasa yang enak. Selain itu, LUTUNG BANANA juga lebih ekonomis serta memiliki penampilan yang khas dan berbeda dari lumpia yang ada.

Kata-kata kunci :Jantung pisang,pengolahan pangan,sumber serat,lumpia



PENDAHULUAN
Jantung pisang adalah bunga yang dihasilkan oleh Pokok Pisang (Musa spp.) yaitu sejenis tumbuhan dari keluarga Musaceae yang berfungsi untuk menghasilkan buah pisang. Jantung Pisang dihasilkan semasa proses pisang berbunga dan menghasilkan tandan pisang sehingga lengkap. Hanya dalam keadaan tertentu atau spesis tertentu jumlah tandan dan jantung pisang melebihi dari pada satu. Ukuran jantung pisang sekitar 25 – 40 cm dengan ukur lilit tengah jantung 12 – 25 cm[1]
Bagian ini kurang dimanfaatkan karena rasanya yang tidak begitu enak, sepat, pahit, dan bergetah. Namun, dibalik rasanya itu, terdapat manfaat yang tidak banyak orang tahu. Rasa pahit jantung pisang disebabkan oleh kandungan tanin dan tanin bermanfaat untuk antiseptik. Selain tanin terdapat pula saponin yang bermanfaat sebagai pengencer dahak. Jantung pisang memiliki kandungan gizi yang cukup banyak, diantaranya protein,mineral seperti fosfor,kalsium, dan besi, vitamin A, B1, dan C. Jantung pisang yang dapat diolah adalah yang berasal dari pisang kelutuk atau pisang batu, pisang kepok, dan pisang raja.[2]
Komponen penting lainnya yang terdapat pada jantung pisang adalah serat pangan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Serat pangan sangat bermanfaat untuk 1) memperlambat kecepatan pencernaan dalam usus, sehingga aliran energi ke dalam tubuh menjadi tetap, 2) memberikan perasaan kenyang yang lebih lama, 3) memperlambat kemunculan gula darah (glukosa), sehingga insulin yang dibutuhkan untuk mengubah glukosa menjadi energi semakin sedikit. 4)membantu mengendalikan berat badan dengan memperlambat munculnya rasa lapar, 5) meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dengan cara meningkatkan pergerakan usus besar, 6) mengurangi risiko penyakit jantung, 7) mengikat lemak dan kolesterol kemudian dikeluarkan melalui feses (proses buang air besar) . Jantung pisang mengandung zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh, yaitu berupa: Protein 12,051%, Karbohidrat 34,831% dan lemak total 13,050%. Selain karbohidrat, jantung pisang juga mengandung protein, mineral (terutama fosfor, kalsium, dan besi), serta sejumlah vitamin A, B1 dan C.[3] 
Di desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri merupakan wilayah pedesaan dimana sebagian besar penduduknya memiliki pohon pisang, akan tetapi pemanfaatannya masih belum optimal. Dalam satu Rukun Warga terdapat 150 rumah yang masing-masing pekarangannya terdapat pohon pisang yang rata-rata terdapat 5-10 pohon. Sehingga, untuk mendapatkan jantung pisang didesa Adan-adan tidaklah sulit. Pemanfaatan jantung pisang di desa tersebut hanya dimasak untuk sayur saja. Banyaknya produk makanan cepat saji atau instan telah mengalihkan perhatian masyarakat untuk membudayakan hidup sehat. Untuk mencukupi kebutuhan serat harian, tak jarang dari masyarakat membeli produk-produk yang sudah tersedia di supermarket, padahal apabila kita bisa lebih jeli lagi mengamati lingkungan ada bahan makanan yang dapat dimanfaatkan dan lebih ekonomis juga terjaga kualitasnya karena tanpa bahan pengawet. Inovasi dalam pemanfaatan bahan makanan mutlak diperlukan, salah satunya adalah mengolah jantung pisang menjadi olahan yang diminati masyarakat, yaitu dijadikan lumpia. Lumpia adalah makanan khas kota Semarang yang berbentuk lonjong dengan isi sayuran dan dilapisi kulit lumpia. Kebanyakan jajanan lumpia berisi berbagai macam sayuran, terutama rebung. Pemilihan sayur juga diharapkan banyaknya serat dan vitamin yang didapat. Akan tetapi, perlu diperhatikan untuk sayuran rebung karena terdapat senyawa sianida.  Rebung bambu ampel kandungan asam sianidanya paling tinggi yaitu 35.76 mg/100 g, sementara rebung bambu buluh, tabah dan tali kandungan asam sianidanya tidak berbeda nyata (20.25 – 21.52 mg/100g). Melihat kandungan asam sianida rebung bambu ampel cukup tinggi, maka perlu kiranya pertimbangan bila jenis rebung ini ingin diolah menjadi sayuran[4].
Latar belakang pemilihan lumpia ini karena jajanan lumpia sangat digemari oleh masyarakat, sehingga untuk pemasaran akseptabilitas nya tinggi. Dengan adanya inovasi Lumpia Jantung Pisang ini diharapkan nantinya akan menjadi sumber serat pangan yang ekonomis bagi masyarakat dan menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian ini dilakukan di Desa Adan-adan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri pada 11 dan 16 Februari 2016. Alat yang digunakan: kompor gas, wajan anti lengket, pisau, baskom, oven.
Bahan pembuatan kulit lumpia : tepung terigu  70 gr (jika tanpa tepung jantung pisang 100gr), tepung jantung pisang 30 gr, tepung tapioka 1sdm, garam 1 sdt , Putih telur 1 btr, air 1 gelas , minyak sayur 2 sdm/mentega. Bahan pembuatan isi lumpia: jantung pisang kepok 2 buah, bawah putih 4 btr, merica 1sdt, garam 1sdt, gula 1sdt, minyak goreng Bahan pembuatan tepung jantung pisang : 2 buah jantung pisang kepok
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan tiga varian, yaitu lumpia A jantung pisang hanya dijadikan sebagai campuran isian, lumpia B jantung pisang dijadikan sebagai campuran isian dan campuran kulit, dan lumpia C jantung pisang dijadikan sebagai isian dan kulit. Selanjutnya dilakukan uji organoleptik dengan panel terbatas. Variabel yang dinilai adalah aroma, rasa, warna dan tekstur.
Proses pembuatan tepung jantung pisang:
1.      Bersihkan bagian luar jantung pisang
2.      Belah jantung pisang menjadi 2 bagian
3.      Kukus selama 20 menit
4.      Potong-potong menjadi bagian yang kecil
5.      Potongan kecil jantung pisang di peras hingga kadar air berkurang
6.      Dijemur selama 2 hari
7.      Jika belum kering dioven selama 1 jam
8.      Blender hingga menjadi serbuk tepung jantung pisang
Proses pembuatan isi lumpia:
1.      Belah jantung pisang menjadi 2 bagian, lalu iris tipis tipis.
2.      Kukus jantung pisang selama 20 menit
3.      Potong menjadi bagian kecil-kecil memanjang
4.      Siapkan bumbu untuk memasak isian lumpia, yaitu bawang putih yang sudah dihaluskan, garam, gula, dan merica
5.      Panaskan minyak dan tumis bawang putih hingga harum, tambahkan jantung pisang
6.      Aduk sampai layu. Tambahkan garam, gula pasir dan merica bubuk. Masak lagi sampai bumbu meresap.
7.      Setelah isian lumpia siap, dilanjutkan membuat kulit lumpia
Proses pembuatan kulit lumpia
1.      Masukkan dan campurlah tepung terigu,tepung tapioka, dan tepung jantung pisang dengan garam dalam satu wadah lalu aduk-aduk hingga rata. Selanjutnya masukkan putih telur lalu aduk-aduk kembali dengan tangan hingga rata dan tuangkan air sedikit demi sedikit dan minyak goreng sambil terus diuleni. lakukan menguleni hingga air habis dan lanjutkan menguleni setelah air habis selama 15 menit, selanjutnya diamkan adonan selama 40 menit.
  1. Siapkan wajan anti lengket lalu panaskan dengan menggunakan api kecil, olesi wajan dengan sedikit minyak. Tuangkan sedikit adonan dan ratakan hingga tipis
  2. Lakukan proses tersebut hingga adonan kulit habis
Proses penggorengan lumpia
1.      Masukkan adonan isi lumpia yang sudah dibuat diawal
  1. Tutup dan gulung dengan kulit lumpia dengan larutan tepung terigu dan kuning telur
  2. Masukkan lumpia yang sudah digulung dalam minyak dengan api sedang
  3. Setelah kekuningan/terlihat renyah angkat dan taruh diatas tissue untuk menghilangkan sisa minyak

HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter yang diharapkan dari uji organoleptik adalah panelis memilih warna menarik, aroma sedap, tekstur agak keras dan rasa enak. Percobaan pembuatan lumpia pada uji coba 1 menggunakan dua varian lumpia, yaitu lumpia dengan kulit tepung biasa dan lumpia dengan kulit yang berasal dari tepung jantung pisang. Dari 5 panelis terbatas yang menjadi penguji organoleptik, semua nya lebih menyukai lumpia yang berasal dari tepung jantung pisang, sehingga untuk uji coba 2 kita mengembangkan lumpia yang kulitnya berasal dari jantung pisang saja. Berikut adalah tabel dari uji coba 1:
Tabel 1. Hasil uji organoleptik Lumpia A
Variabel*
Nilai
Jumlah panelis
Warna
3
2
Aroma
3
3
Tekstur
1
2
Rasa
3
4
Uji organoleptik yang tertera pada tabel 1 menunjukkan hasil yaitu warna cukup menarik karena warna yang dihasilkan dari perpaduan antara tepung terigu dengan tepung jantung pisang menjadi coklat kehitaman yang menyebabkan berbeda dari lumpia pada umumnya, aroma sedap karena kulit lumpia yang dihasilkan beraroma gurih, tekstur cukup lunak karena ketika menggoreng kurang terlihat tingkat kematangan kulit yang disebabkan oleh warna kulit lumpia yang sudah kehitaman, dan rasa enak karena dengan varian kulit yang gurih menyebabkan rasa pada lumpia menjadi enak meskipun terdapat rasa khas jantung pisang yang sedikit sepat. Dari beberapa panelis yang menilai, ada beberapa saran yang diterapkan untuk percobaan selanjutnya yaitu tekstur dari kulit lumpia harus agak renyah dan keras sehingga perlu penambahan tepung  tapioka, pemotongan jantung pisang memanjang, dan takaran tepung terigu dan tepung jantung pisang yang awalnya hanya 80% tepung terigu 20% tepung jantung pisang menjadi 50%:50%. Saran lain dari panelis yaitu untuk pembuatan lumpia selanjutnya hanya menggunakan lumpia dengan kulit dari tepung jantung  pisang saja tanpa membuat lumpia dengan kulit yang berasal dari tepung terigu, karena jika  membuat lumpia dengan kulit yang biasa, ciri khas dari lumpia jantung pisang kurang terlihat meskipun isian lumpia terbuat dari jantung pisang.
Tabel 2. Hasil uji organoleptik Lumpia B
Variabel*
Nilai
Jumlah panelis
Warna
3
2
Aroma
3
3
Tekstur
2
3
Rasa
3
3
Uji organoleptik yang tertera pada tabel 2 menunjukkan hasil yaitu warna cukup menarik karena tingkat kematangan kulit yang sesuai,ada panelis yang menilai kurang menarik karena lumpia yang disajikan hampir sama dengan lumpia pada umumnya dan tidak ada ciri khas lumpia jantung pisang, aroma sedap karena proses penggorengan yang cukup matang, tekstur lunak karena kulit lumpia yang terbuat dari tepung terigu tekstur tidak bisa renyah, sehingga panelis memberi saran agar ditambah sedikit tepung tapioka untuk membuat kulit lumpia lebih renyah dan agak keras, dan rasa enak karena isian lumpia yang berasal dari jantung pisang memberikan rasa khas tersendiri, sedangkan ada panelis yang menilai kurang enak karena rasa yang dihasilkan dari jantung pisang ada sepat nya.
Tabel 3. Hasil uji organoleptik Lumpia C
Variabel*
Nilai
Jumlah panelis
Warna
3
4
Aroma
3
3
Tekstur
3
3
Rasa
3
4


Hasil uji organoleptik pada tabel 3 menghasilkan warna yang menarik karena kulit lumpia berwarna hitam kecoklatan sehingga terlihat perbedaan dari lumpia pada umumnya, aroma yang dihasilkan sedap karena adanya campuran tepung jantung pisang pada kulit lumpia, tekstur agak keras karena ada penambahan tepung tapioka yang menyebabkan lumpia renyah, rasa enak karena semua bahan pembuatan kulit dan isian terbuat dari jantung pisang sehingga memiliki ciri khas dari lumpia pada umumnya.
Gambar 1. Perbandingan hasil uji organoleptik, LA (Lumpia A), LB (Lumpia B), LC (Lumpia C).
*Keterangan :
§  Aspek warna             Aspek Tekstur
4= sangat menarik      4= Keras
3=menarik                             3= agak keras
2= kurang menarik                 2= lunak
1=tidak menarik         1= agak lunak
§  Aspek aroma           Aspek Rasa
4= sangat sedap         4= sangat enak
3= sedap                    3= enak
2=kurang sedap         2= kurang enak
1= tidak sedap           1= tidak enak
Pembuatan  lumpia merupakan upaya dalam pemanfaatan jantung pisang yang banyak terdapat dimasyarakat tetapi masih belum banyak yang mengolahnya. Selain digunakan sebagai isian lumpia, jantung bisa juga bisa dibuat tepung untuk kulit lumpia sehingga menghemat penggunaan tepung terigu. Disamping menghemat tepung terigu, juga menhemat pembelian sayur-sayuran untuk isian lumpia karena semua serat sudah  terpenuhi dalam jantung pisang. Jadi cukup dengan isian jantung pisang sudah bisa memenuhi serat pangan harian yang ekonomis. Analisis produksi dari “Lutung Banana” yaitu apabila seorang warga memiliki 4 pohon pisang yang sudah berbuah, jantung pisang nya di buat lumpia dan tepung bisa menambah penghasilan. 2 buah jantung pisang bisa menghasilkan tepung 50gram sehingga sudah menghemat 50gram tepung terigu. Untuk isian lumpia, 2 jantung pisang menghasilkan 20 biji lumpia tanpa perlu membeli tambahan sayur lainnya. Dengan memanfaatkan bagian jantung pisang, produsen pisang tidak perlu khawatir akan membuang bagian tersebut bahkan bisa menambah penghasilan,pembuatannya pun tidak sulit dan ekonomis. Berikut adalah tabel perbandingan modal yang diperlukan untuk satu kali produksi lumpia
Tabel 4. Perbandingan modal lumpia
No
Lumpia biasa
Lumpia jantung pisang
1.
Terigu 100g (Rp1.000,00)
Terigu 50g (Rp.500,00)
2.
Telur 1btr (Rp 1.500,00)
Telur 1btr (Rp 1.500,00)
3.
Merica (Rp1.000,00)
Merica (Rp1.000,00)
4.
Minyak goreng ¼kg (Rp 3.000)
Minyak goreng ¼kg (Rp 3.000)
5.
Wotel ¼kg (Rp 3.000,00)
-
6.
Rebung (Rp 2.000,00)
-
7.
Taoge (Rp 1.000,00)
-
Rp 13.000,00
Rp 6.000,00
Apabila pembuatan lumpia membutuhkan modal Rp 13.000,00 yang  menghasilkan 20 lumpia, untuk mendapatkan laba maka produsen harus menjual dengan harga Rp 1.500,00 per lumpia sehingga total penjualan Rp 30.000 dengan laba bersih Rp 17.000,00. Sedangkan Lumpia dari Jantung Pisang, modal awal Rp 6.000,00 juga menghasilkan 20 lumpia, bisa menjual dengan harga Rp 1.000,00 per lumpia sehingga total penjualan Rp 20.000,00 dengan laba bersih Rp 14.000,00. Dari perbandingan analisa produksi tersebut maka lumpia dengan bahan baku jantung pisang lebih ekonomis. Lumpia Jantung Pisang juga potensial karena bahan baku mudah didapatkan, apalagi dikawasan pedesaan tentu tidak sulit untuk mendapatkan pohon pisang, bahkan tidak perlu mengeluarkan modal untuk membeli jantung pisang tersebut. Dengan  harga  yang  menarik  dan tentunya sangat murah, diharapkan masyarakat bisa beralih dari lumpia yang berbahan dasar rebung,wortel, dan taoge ke Lumpia Jantung Pisang yang lebih enak,kaya serat dan menyehatkan.

PENUTUP
Lumpia Jantung Pisang merupakan inovasi pemanfaatan jantung pisang menjadi makanan yang enak dan kaya manfaat. Kandungan dalam jantung pisang berupa karbohidrat 34,831% dan lemak total 13,050%. Selain karbohidrat, jantung pisang juga mengandung protein, mineral (terutama fosfor, kalsium, dan besi), serta sejumlah vitamin A, B1 dan C. Dari hasil uji organoleptik dengan panelis terbatas menunjukkan hasil yang positif yaitu warna  menarik dan khas, aroma sedap, tekstur renyah(keras), dan rasa yang enak. Dengan bahan baku yang mudah didapatkan tentu pembuatan Lumpia Jantung Pisang ini lebih ekonomis dan potensial untuk dikembangkan menjadi produk makanan lainnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Nusantara PGRI atas dukungan finansialnya pada penelitian ini, kepada Poppy Rahmatika Primandiri,M.Pd atas bimbingannya dan para panelis atas diskusi dan saran yang bermanfaat.

 Referensi   
[1] Novitasari.2013.Inovasi dari Jantung Pisang (Musa spp.).Surakarta: Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              
[2] Agroinovasi.2010.Dendeng Jantung Pisang Makanan Murah Sarat Gizi. Pusat perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Kementrian Pertanian
[3]   Kusumaningtyas,R.D., Wara Dyah Pita Rengga, Hardi Suyitno.2010. Pengolahan Limbah Tanaman Pisang (Musa paradisiaca) Menjadi Dendeng Dan Abon Jantung Pisang Sebagai Peluang Wirausaha Baru Bagi Masyarakat Pedesaan. Fakultas Teknik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
 [4] Putra, I.N.K.2009. Efektifitas Berbagai Cara Pemasakan Terhadap Penurunan Kandungan Asam Sianida Berbagai Jenis Rebung Bambu.Universitas Udayana: Jurnal Agrotekno 15 (2): 40- 42 Issn 0853-6414

Fitri Ria Nur ‘Aini*
Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
fitririanuraini@gmail.com
Harianto
Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
tiruzuma@gmail.com

*Corresponding author


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peristiwa Penting Menjelang Kemerdekaan

Menyerahnya Jepang terhadap Sekutu Penyerahan Jepang terhadap sekutu terjadi setelah peristiwa pengeboman di Nagasaki dan Hiroshima. Pen...