Rabu, 23 November 2016

skripsi

 MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN BERPIKIR KRITIS
SISWA MELALUI  MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF  TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SUB BAB PLANTAE KELAS VII A MTS TRIBAKTI KUNJANG
KABUPATEN KEDIRI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Program Studi Pendidikan Biologi






                                                                
OLEH :
FITRI RIA NUR ‘AINI
NPM: 12.1.01.06.0016


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2016

 























PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama                           : Fitri Ria Nur ‘Aini
Jenis Kelamin              : Perempuan
Tempat/tgl. Lahir        : Kediri, 29 Maret 1994
NPM                           : 12.1.01.06.0016
Fak/Jur/Prodi               : FKIP/ S1 Pendidikan Biologi

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya tulis atau pendapat yang pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara sengaja dan tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

                                                                                                Kediri, 1 Juli 2016
                                                                                                Yang Menyatakan
 


   FITRI RIA NUR ‘AINI
                                                                                   12.1.01.06.0016


Motto :

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)

“Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah berkumpul suatu kaum disalah satu masjid diantara masjid-masjid Allah, mereka membaca Kitabullah serta saling mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenangan  dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat. Allah menyebut-nyebut mereka dihadapan para malaikat.” (HR. Muslim)

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.
-Khalifah Ali bin Abi Talib-





Kupersembahkan karya ini buat :
Seluruh keluargaku tercinta


ABSTRAK
Fitri Ria Nur ‘Aini: Meningkatkan Keaktifan Dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe Think -Pair- Share  Pada Sub Bab Plantae Kelas VII A  MTs Tribakti Kunjang Kabupaten Kediri, Skripsi, Pendidikan Biologi, FKIP UN PGRI, 2016.
Pembelajaran IPA khususnya Biologi pada tingkatan SMP/MTs masih didominasi oleh guru pada kegiatan belajar mengajar, disamping materi hanya berupa bacaan juga banyaknya materi yang disampaikan membuat guru terfokus pada penyampaian materi kepada peserta didik tanpa melibatkan mereka. Akibatnya siswa pasif, suasana kelas membosankan, tidak adanya keingintahuan, dan siswa kurang peduli terhadap  materi yang diajarkan sehingga nilai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share  dimana model pembelajaran kooperatif ini nantinya bisa mengubah pola interaksi siswa saat kegiatan belajar mengajar. Kegiatan yang biasanya hanya ceramah diubah menjadi diskusi dan pengamatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan berpikir kritis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis & Taggart dengan subyek penelitian siswa kelas VII-A MTs Tribakti Kunjang. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, menggunakan instrumen berupa lembar observasi keaktifan siswa, lembar observasi aktifitas guru, angket respon siswa, dan soal evaluasi berpikir kritis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, tes berpikir kritis menggunakan Asesmen Berpikir Kritis menurut Finken dan Ennis (1993 dalam Zubaidah 2015), angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah keaktifan siswa siklus I dominan di kategori rendah yaitu sejumlah 15 siswa dari 23 siswa, siklus II mengalami peningkatan dimana siswa tidak lagi mendominasi kategori rendah, 11 siswa berada di kategori sedang dan 5 siswa dikategori tinggi. Rata-rata perolehan skor berpikir kritis pada siklus I adalah 11 sedangkan siklus II adalah 19 dari skor ideal yang seharusnya adalah 25. Sedangkan aspek ketuntasan minimal pada pra penelitian guru menggunakan KKM sesuai sekolah yakni 70 rata-rata 64,61 dengan soal tingkat C1 dan C2. Setelah dilakukan penerapan model Think-Pair-Share dengan tingkatan soal C3-C4 rata-rata menjadi 45,74 dan pada siklus II rata-ratanya menjadi 78. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan keaktifan sekaligus berpikir kritis siswa.


Kata kunci : Berpikir Kritis, Keaktifan, Think-Pair-Share



KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas perkenan-Nya tugas penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul Meningkatkan Keaktifan Dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe Think -Pair- Share (TPS) Pada Sub Bab Plantae Kelas VII A Mts Tribakti Kunjang Kabupaten Kediri” ini ditulis guna memenuhi sebagai syarat untuk memproleh gelar Sarjana Pendidikan, pada Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UN PGRI Kediri.
Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada:
1.      Dr. Sulistiono, M.Si selaku Rektor UN PGRI dan Dosen Pembimbing 1 yang selalu memberikan dorongan motivasi kepada mahasiswa
2.      Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3.      Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Nusantara PGRI Kediri
4.      Mumun Nurmilawati, M.Pd selaku dosen pembimbing 2 yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga dan ide untuk membimbing, mengoreksi, dan merevisi skripsi ini sehingga mencapai kebaikan
5.      Bapak dan Ibu dosen beserta staf akademika Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Nusantara PGRI Kediri
6.      Achmad Yunus,S.Ag selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Tribakti Kunjang yang telah bersedia memberikan izin penelitian dalam pengambilan data skripsi
7.      Jovi Saputra Wahyu R.,S.Pd selaku guru mata pelajaran IPA MTs Tribakti Kunjang sekaligus kolaborator dalam penelitian tindakan kelas
8.      Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
Disadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, maka diharapkan tegur sapa, kritik, dan saran-saran, dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Akhrinya, disertai harapan semoga skripsi ini ada manfaatnya bagi kita semua, khususnya bagi dunia pendidikan, meskipun hanya ibarat setitik air bagi samudra luas.

                                                                                    Kediri, 1 Juli 2016


                                                                           FITRI RIA NUR ‘AINI
                                                                                    12.1.01.06.0016





























                                                                       
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN …........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN …........................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ….................................................................. v
ABSTRAK …....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL …........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ….................................................................................... .xii
DAFTAR LAMPIRAN …................................................................................. .xiii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................... 3
C.     Tujuan Penelitian................................................................................. 4
D.     Kegunaan Penelitian .......................................................................... 4
E.     Hipotesis Tindakan …......................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................. 6
A.       Pembelajaran Kooperatif ……………………………………………6
B.       Model pembelajaran Think-Pair-Share...............................................7
C.       Keaktifan.............................................................................................8
D.       Berpikir Kritis.....................................................................................10
E.        Relevansi Pemilihan Model Kooperatif tipe Think-Pair-Share …..... 12
F.        Kerangka Berpikir.............................................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 15
A.    Subyek dan Setting Penelitian ............................................................ 15
B.     Prosedur Penelitian.............................................................................. 15
C.     Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 18
D.    Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 20
E.     Teknik Analisis Data........................................................................... 22
F.      Jadwal Peneltian ................................................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ….............................. 29
A.       Gambaran Selintas Setting Penelitian ................................................ 29
B.       Dekskripsi Temuan Penelitian …....................................................... 30
C.       Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan ….................................. 39
1.        Aktifitas Guru pada Pembelajaran Kooperatif
Think-Pair-Share ….................................................................. 40
2.        Aktifitas Keaktifan Siswa Menggunakan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share ........................................... 41
3.        Hasil Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share ... 42
4.        Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share…........................................ 44
5.      Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think-Pair-Share ….......................................................... 45
D.       Kendala dan Keterbatasan …............................................................ 47
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ….............................................................. 52
A.    Simpulan …........................................................................................ 48
B.     Saran .................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 52


























DAFTAR TABEL
Tabel                                                                                                        halaman
3.1   : Format Perhitungan Rentangan ............................................................. 23
3.2   : Kategori Keaktifan ................................................................................ 24
3.3   : Aspek Keaktifan Siswa ......................................................................... 24
3.4   : Rubrik Penilaian Berpikir Kritis............................................................. 26
4.1   : Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas..................................... 30
4.2   : Perolehan Skor Aktivitas guru pada Siklus I.......................................... 33
4.3   : Jumlah Siswa Yang Aktif siklus I.......................................................... 34
4.4   : Perolehan Skor Aktivitas Guru Pada Siklus II....................................... 37
4.5   : Jumlah Siswa Yang Aktif siklus II......................................................... 38
4.6   : Hasil Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran TPS........................ 45










DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                                                                     halaman
2.1   : Diagram Kecakapan Berpikir Kritis ….................................................. 10
2.2   : Diagram Kerangka Berpikir  .................................................................. 14
1.1     : Siklus PTK model Kemmis & Taggart................................................... 16
4.1   : Rata-rata hasil Aktifitas Guru pada Siklus I dan Siklus II..................... 41
4.2   : Hasil Keaktifan Siswa............................................................................ 42
4.3   : Grafik Rata-rata Hasil Belajar Siswa...................................................... 43
4.4   : Grafik Ketuntasan Klasikal Siswa.......................................................... 43
4.5   : Rata-rata Skor Hasil Evaluasi Berpikir Kritis......................................... 44












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran atau proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan, dan sikap terbuka. Akan tetapi ketika dilakukan pengamatan proses pembelajaran dikelas dan wawancara kepada guru IPA di MTs Tribakti Kunjang seringkali guru terlalu asyik menyampaikan seluruh materi sehingga siswa kurang memberi tanggapan karena mereka hanya bertugas untuk mendengarkan dan hanya sesekali diberi kesempatan untuk bertanya. Selain itu, guru merasa materi yang akan diberikan dalam satu tahun pembelajaran terlalu banyak sehingga guru harus mengejar target dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan materinya. Demikian pula siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar.
1
Permasalahan guru tersebut berdampak pada siswa dikelas. Hasil observasi diketahui bahwa proses pembelajaran IPA terpadu di kelas VII A MTs Tribakti Kunjang tahun ajaran 2015/2016 secara umum menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum optimal. Hal ini tampak pada proses pembelajaran ditemukan kelemahan yaitu: (1) siswa kurang aktif dalam pembelajaran biologi, (2) kurangnya kesadaran siswa untuk memahami pelajaran secara mandiri (3) kurangnya keberanian siswa dalam bertanya (4) kurangnya kepedulian siswa dalam pembelajaran biologi.


Proses belajar mengajar pasti terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Setelah melihat hasil ulangan harian siswa kelas VII-A di MTs Tribakti Kunjang, hasil yang dicapai rata-rata masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dari 23 siswa, 10 siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan soal ulangan tingkat C1 dan C2. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh rendahnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan, guru lebih bersifat dominan dalam pembelajaran dan menerapkan metode ceramah yang tidak meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. Pemilihan model pembelajaran yang tepat diperlukan karena akan sangat menentukan kemampuan siswa dalam meningkatkan motivasi sehingga menjadi aktif  dan memahami konsep materi dengan benar hingga diharapkan tingkat kemampuan berpikir kritis meningkat.
Salah satu model pembelajaran adalah TPS (Think Pair Share). Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir, berpasangan, berbagi (Trianto, 2010:81) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Stuktur yang dimaksudkan sebagai alternatif pengganti terhadap struktur kelas tradisional. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota). Tipe TPS (Think Pair Share) memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain (Rusmaryanti,2013). Penerapan model pembelajaran ini akan diiplementasikan pada materi sub bab plantae, dimana materi ini berisi tentang dunia tumbuhan mulai dari tumbuhan tingkat rendah hingga tumbuhan tingkat tinggi. Alasan pemilihan materi ini yaitu ketersediaannya tumbuhan yang berlimpah di alam juga dalam kehidupan sehari-hari pun kita hidup berdampingan dengan tumbuhan. Dengan begitu, peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengeksplorasi pengetahuannya terkait dunia tumbuhan dengan ditunjang model yang sesuai dan pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan latar belakang masalah tersebut maka diharapkan nantinya siswa bisa lebih aktif di dalam kelas dan kemampuan berpikir kritis bisa lebih meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS).
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.      Apakah model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada sub bab materi plantae di kelas VII-A MTs Tribakti Kunjang?
2.      Apakah model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada sub bab materi plantae di kelas VII-A MTs Tribakti Kunjang





C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) pada sub bab materi plantae di kelas VII-A MTs Tribakti Kunjang
2. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) pada sub bab materi plantae di kelas VII-A MTs Tribakti Kunjang
D.    Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian tindakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1.  Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran dengan tujuan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir kritis siswa dan memberikan keterampilan guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
2.  Bagi Siswa
Menambah motivasi belajar agar kemampuan berpikir kritis meningkat, melatih siswa untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran
3.  Bagi Sekolah
Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah terutama untuk mata pelajaran IPA terpadu

4.  Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan pengetahuan tentang pemahaman pembelajaran biologi dan penerapannya
E.     Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada sub bab materi plantae di kelas VII-A MTs Tribakti Kunjang
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada sub bab materi plantae di kelas VII-A MTs Tribakti Kunjang.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah,asih,dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (learning community). Siswa tidak hanya belajar dari guru,tetapi juga dari sesama siswa (Rusmaryanti, 2013). Pembelajaran kooperatif yang merupakan suatu sistim yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen itu adalah: (a) Saling ketergantungan positif yaitu guru menciptakan suasana yang mendorong siswa merasa saling membutuhkan. (b) Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. (c) Akuntabilitas individual, penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual. (d) Ketrampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan Nurhadi (2004 dalam Rusmaryanti, 2013).  Untuk mengoptimalkan Cooperative learning, keanggotaannya sebaiknya heterogen, baik dari kemampuan atau karakteristik lainnya. Untuk menjamin heterogenitas keanggotaan kelompok, sebaiknya gurulah yang membagi kelompok. Jika para siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda dimasukkan dalam satu kelompok, maka


dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang berkemampuan rendah dan sedang, sedangkan siswa yang pandai akan dapat menstransfer ilmu yang dimilikinya. Ukuran kelompok akan berpengaruh pada kemampuan produktivitas kelompoknya.  Ukuran kelompok yang ideal untuk Cooperative learning adalah 2-5 orang (Wibowo, 2013).
B.     Model pembelajaran Think-Pair-Share
Model pembelajaran Think-Pair-Share adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan siswa untuk belajar berpikir mandiri dan menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Akbar (2013) menyatakan bahwa dalam model Think-Pair-Share guru mengajukan pertanyaan atau isu dan meminta setiap siswa memikirkan jawaban atau penjelasannya. Selanjutnya siswa diminta berpasangan dan mendiskusikan jawaban atau penjelasan tadi. Seorang siswa akhirnya diminta menyampaikan kepada seluruh siswa secara klasikal hal-hal yang telah didiskusikan bersama pasangannya.  Langkah  model pembelajaran Think- Pair -Share:
a.        Tahap berpikir (Think).  guru mengajukan pertanyaan atau isu yang
berkaitan dengan pelajaran, kemudian meminta siswa memikirkan  jawaban atau penjelasan dari isu tersebut secara mandiri beberap saat. Siswa tidak diperkenankan memberi tahu kepada siswa lain pada tahap ini.
b.         Tahap berpasangan ( Pair ), guru meminta setiap siswa untuk
berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan jawaban yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika pertanyaan  telah diajukan atau penyampaian ide bersama khusus telah di identifikasi.
c.    Tahap berbagi  (Share), guru meminta pasangan-pasangan tersebut
untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai jawaban yang telah mereka bicarakan. Langkah  ini akan lebih efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan satu ke pasangan yang lain sehingga seperempat atau separuh dari pasangan- pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.
C.    Keaktifan
Aktif berarti giat (bekerja atau berusaha), sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. keaktifan siswa merupakan suatu keadaan dimana siswa berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini keaktifan siswa terlihat dari merespon pertanyaan atau perintah dari guru, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, berani mengemukakan pendapat, bertanya apabila ada penjelasan guru yang kurang jelas dan aktif mengerjakan soal yang diberikan guru.
Keaktifan siswa banyak macamnya, para ahli mencoba mengadakan klasifikasi mengenai hal tersebut, antara lain Hamalik (2011) membagi keaktifan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:
1.    Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar,  mengamati eksperimen, demonstrasi pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2.    Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara atau diskusi.
3.    Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrument musik, atau mendengarkan siaran radio.
4.    Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes atau mengisi angket.
5.    Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, membuat diagram, membuat peta atau pola.
6.    Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, atau berkebun.
7.    Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, atau membuat keputusan.
8.    Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas dan bersifat tumpang tindih.



D.    Berpikir kritis
Norris dan Ennis (1989 dalam Zubaidah dkk. 2015)  membagi komponen kemampuan penguasaan pengetahuan menjadi lima keterampilan, yang selanjutnya disebut keterampilan berpikir kritis, seperti dipaparkan berikut. (1) Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan atau tantangan. (2) Membangun keterampilan dasar (basic support), meliputi: mempertimbangkan kredibilitas sumber dan melakukan pertimbangan observasi. (3) Penarikan kesimpulan (inference), meliputi: menyusun dan mempertimbangkan deduksi, menyusun dan mempertimbangkan induksi, menyusun keputusan dan mempertimbangkan hasilnya. (4) Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification), meliputi: mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi, dan mengidentifikasi asumsi. (5) Mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics), meliputi: menentukan suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.
              Gambar 2.1 Diagram kecakapan berpikir kritis (Muanisah,2010)
Berikut adalah deskripsi dari ke enam kecakapan berpikir kritis utama menurut Muanisah (2010):
1.      Interpretasi, adalah memahami dan mengekspresikan makna atau
signifikan dari berbagai macam pengalaman, situasi, data, kejadian-kejadian, penilaian, kebiasaan atau adat, kepercayaan-kepercayaan, aturan-aturan, prosedur atau kriteria-kriteria.
2.      Analisis, adalah mengidentifikasi hubungan-hubungan inferensional
yang dimaksud dan aktual diantara pernyataan-pernyataan, pertanyaanpertanyaan, konsep-konsep, deskripsi-deskripsi.
3.      Evaluasi, adalah menaksir kredibilitas pernyataan-pernyataan atau representasi-representasi yang merupakan laporan-laporan atau deskripsi kekuatan logis dari hubungan-hubungan inferensional atau dimaksud diantara pernyataan-pernyataan, deskripsi-deskripsi, pertanyaan-pertanyaan atau bentuk-bentuk representasi lainnya.
4.      Inference, mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur yang masuk akal, membuat dugaan-dugaan dan hipotesis, dan menyimpulkan konsekuensi-konsekuensi dari data.
5.      Penjelasan, mampu menyatakan hasil-hasil dari penjelasan seseorang mempresentasikan penalaran seseorang dalam bentuk argumen-argumen yang kuat.
6.      Regulasi diri, berarti secara sadar diri memantau kegiatan-kegiatan kognitif seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut dan hasil-hasil yang diperoleh, terutama dengan menerapkan kecakapan-kecakapan di dalam analisis dan evaluasi untuk penelitian penilaian inferensial sendiri dengan memandang pada pertanyaan, konfirmasi, validitas atau mengoreksi baik penalarannya atau hasil-hasilnya
Pengukuran kemampuan berfikir kritis dapat dilakukan dengan beberapa asesmen berformat tes open ended yang disampaikan oleh Ennis (2011 dalam Zubaidah dkk., 2015) sebagai berikut:
a.    Tes pilihan ganda dengan penjelasan tertulis.
b.    Tes essay berfikir kritis.
c.    Tes unjuk kerja (performance assessment).
 Usulan untuk asesmen berfikir kritis cenderung menggunakan format tes essay. Reiner dkk. (2002 dalam Zubaidah dkk.,2015) menjelaskan bahwa pada umumnya para pendidik lebih memilih menggunakan tes essay dari pada bentuk yang lain karena bentuk ini mendorong siswa untuk menunujukkan respon atau jawaban daripada hanya memilih jawaban. Beberapa kelebihan tes essay adalah (Zubaidah dkk., 2015)
a.    Dapat digunakan untuk menilai kemampuan berfikir tingkat
    tinggi atau kemampuan berfikir kritis
b.    Dapat mengevaluasi proses berfikir dan bernalar siswa
c.    Memberikan pengalaman autentik
E.     Relevansi Pemilihan Model Kooperatif tipe Think-Pair-Share
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh  Rusmaryanti (2013) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa kelas VIII A MTs Al Huda 2 Jenawi Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian lain dilakukan oleh Permitasari (2013), menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan di kelas VII-F SMP Negeri 18 Malang dengan menggunakan model pembelajaran Think - Pair - Share berbasis berfikir kritis dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Gejala Atmosfer dan Hidrosfer Serta Dampaknya Bagi Kehidupan. Penelitian lain dilakukan oleh Fitriani (2014) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan keaktifan belajar dan pemahaman konsep siswa.













F.     Kerangka Berpikir
Pembelajaran di kelas VII-A
Setelah obervasi
Meningkatkan keaktifan dan berpikir kritis siswa
(1)   siswa kurang aktif dalam  pembelajaran biologi
(2)   kurang nya kesadaran  siswa untuk memahami pelajaran secara mandiri
(3)   kurangnya keberanian siswa dalam bertanya
(4)   kurangnya kepedulian siswa dalam pembelajaran biologi
Variasi dalam proses KBM dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share

1.  Guru hanya menggunakan metode ceramah
2.  Materi yang disampaikan sangat banyak
3.  Guru menjelaskan materi terlalu cepat
4.  Kurangnya interaksi antara guru dan siswa
 

















                          Gambar 2.2 Diagram kerangka berpikir













BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Subjek dan Setting Penelitian
1.      Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-A MTs Tribakti Kunjang pada tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 23 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 15 siswa putri.
2.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di VII-A MTs Tribakti Kunjang pada semester genap bulan  Februari sampai April 2016.
B.     Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan model Kemmis and Taggart (Arikunto,2006:16). Tahapan-tahapan dari model ini adalah perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus. Alur penelitiaanya adalah:
15




Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis & Taggart (Arikunto,2006:74)
1.      Perencanaaan (plan)
Pada tahap ini menjelaskan tentang apa saja yang perlu dipersiapkan dan bagaimana tindakan tersebut terlaksana dengan menggunakan model TPS. Langkah awal adalah dengan mengidentifikasi masalah, analisis materi pembelajaran, kemudian membuat perecanaan pembelajaran, yaitu: menyiapkan silabus, RPP, LKS, materi/bahan pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran. Selain itu, peneliti juga menyiapkan instrumen pengumpulan data, yaitu: pedoman observasi, soal tes untuk aspek berpikir kritis, pedoman angket keaktifan siswa, lembar daftar nama siswa kelas VII-A, lembar rekapitulasi nilai, dan lem­bar catatan lapangan.
2. Pelaksanaan dan Observasi (Act & Observe)
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus  disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini guru melakukan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dengan bantuan media, tanya jawab, ceramah, dan diskusi. Pada tahap ini melakukan pengamatan  proses pembelajaran, apa yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pengamatan tersebut meliputi bagaimana aktivi­tas siswa, dan aktivitas guru dalam menggunakan model Think-Pair-Share dengan bantuan media selama pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dilaku­kan selama proses pembelajaran dengan meng­gunakan pedoman observasi yang telah disiapkan dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak ter­dapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan lapangan juga dibantu dengan alat dokumentasi yaitu camera. Diakhir pembelajaran di adakan tes untuk menguji tingkatan berpikir kritis siswa setelah proses pembelajaran.
3. Refleksi (Reflection)
Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara diskusi dengan kolaborator untuk mengklarifi­kasi proses pembelajaran, sudah sesuai dengan perencanaan atau belum dan hasil belajarnya sudah tercapai atau belum dengan tujuan atau tindakan harus diadakan revisi untuk kegiatan yang akan datang. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I kemudian disusun rencana tindakan selanjutnya untuk perbaikan atas kelemahan dari tindakan sebelumnya dan masuk ke siklus 2 dan seterusnya hingga ditemukan hasil dari tujuan penelitian.


C.    Instrumen Pengumpulan Data
1.    Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah Silabus, RPP, Bahan ajar, LKS, dan Atlas.
a.    Silabus
Silabus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu silabus yang sesuai Diknas dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan sesuai dengn indikator dan kegiatan pembelajaran model Think-Pair-Share
b.    RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan sintak model pembelajaran Think-Pair-Share
c.    Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini memuat materi plantae yang dikembangkan oleh peneliti sesuai indikator yang akan dicapai dan kurikulum yang digunakan.
d.   LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam penelitian ini disesuaikan dengan model pembelajaran yang diterapkan dimana panduan aktifitas siswa sudah disajikan sesuai tujuan sintak model pembelajaran Think-Pair-Share


e.    Atlas
Atlas yang digunakan dalam penelitian ini berisi tentang informasi gambar dan keterangan plantae untuk membantu siswa mengerjakan LKS
2.      Lembar observasi Keaktifan siswa dan Aktivitas Guru
Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi aktivitas (keaktifan) siswa dan guru. Lembar observasi tersebut digunakan sebagai pedoman melakukan observasi atau pengamatan untuk memeroleh informasi tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) yang teraplikasi dalam aktifitas siswa saat proses pembelajaran. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 3.
3.    Angket respon  siswa
Angket respons terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) berdasarkan indikator-indikator model pembelajaran tersebut. Angket ini disusun untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan diakhir siklus. Angket respons terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat dilihat pada lampiran 4.
4.    Rubrik Penilaian Berpikir Kritis
Rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis disusun berdasarkan aspek dan indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini. Interval skor rubrik ini ada lima yaitu 0, 1, 2, 3, 4,5. Terdapat kriteria yang telah ditentukan untuk setiap skor tersebut. Rubrik skor penilaian kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran 5.

5.    Tes Berpikir Kritis
Tes ini dilakukan di akhir pembelajaran(post-test), digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat berpikir kritis siswa mengenai materi plantae. Tes dilakukan setiap akhir siklus, sehingga didapatkan hasil tes kemudian dilakukan refleksi. Soal untuk tes kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran 6.
6.    Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto-foto selama proses pembelajaran. Tujuan dari dokumentasi adalah untuk mengabadikan atau bukti melakukan penelitian. Dokumentasi dapat dilihat pada lampiran 7.
7.    Catatan lapangan
Catatatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai hasil pengamatan dikelas yang tidak terdapat dilembar observasi dalam proses kegiatan pembelajaran Think-Pair-Share.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, metode dokumentasi dan angket. Data diambil melalui instrumen pengumpulan data. Adapun instrumen yang digunakan adalah perangkat pembelajaran,  lembar observasi, catatan lapangan, tes, angket, dan dokumentasi. Sebelum dilakukan penelitian dikelas, instrumen perangkat ajar divalidasi ahli terlebih dahulu yang nantinya akan digunakan dalam pengambilan data.

1.         Metode Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian dimaksudkan untuk menjaring data berupa aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar yang difokuskan pada keaktifan siswa,  dan keberhasilan pembelajaran guru dengan mengunakan model pembelajaran Think-Pair-Share. Selama pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) berlangsung, penelitin ini dibantu beberapa observer yang mencatat segala informasi dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi guru untuk mengetahui sejauh mana keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dan lembar observasi pengamatan keaktifan siswa untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dikelas selama proses pembelajaran meliputi bertanya, menjawab, bekerjasama, dan mengemukkan ide. Apabila terdapat beberapa catatan yang tidak terdapat pada lembar observasi, observer menggunakan catatan lapangan untuk mencatat secara tertulis mengenai hasil pengamatan di kelas.
2.      Metode Tes
Tes tertulis berupa essay yang mengacu pada aspek berpikir kritis Ennis (2011) masing-masing berjumlah lima soal dilakukan setiap akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Penilaian berpikir kritis berpedoman pada rubrik penilaian Finken dan Ennis dalam Zubaidah (2015).


3.      Angket
Pengisian angket respon terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share diberikan diakhir siklus penelitian yang bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dimana hanya ada jawaban “ya” dan “tidak”.
4.     Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang kita peroleh dalam observasi. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dokumen yang digunakan berupa daftar nilai siswa, daftar nama siswa, Rencana Pelaksanan Pembelajaran dan lain-lain yang berfungsi untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan orang yang diteliti. Selama proses pengambilan data, dokumentasi dilakukan untuk mengabadikan sekaligus sebagai bukti dilakukannya penelitian.
E.     Teknik Analisis Data
1.      Analisis Data Keaktifan Siswa
Analisis data keaktifan siswa dilakukan dengan menghitung data kuantitatif yang didapatkan pada rubrik penilaian keaktifan siswa. Setelah didapatkan data kuantitatif, maka data diolah untuk dianalisis secara deskriptif/kualitatif. Cara menghitung presentase keaktifan siswa berdasarkan lembar observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut:
         Tabel 3.1 Format Perhitungan rentangan
Interval
Kriteria
X> i + 1,5 SBi
Sangat Tinggi
i + SBi <X≤  i + 1,5 SBi
Tinggi
i – 0,5 SBi <X≤ i + SBi
Cukup Tinggi
i –1,5SBi<X≤ i – 0,5SBi
Kurang Tinggi
X≤ i – 1,5 SBi
Tidak Tinggi
Azwar (2013 dalam Fitriyani 2014)
Keterangan:
i     = Rerata skor ideal
      = ½ (skor maks ideal+skor min ideal)
SBi = Simpangan baku ideal
       =  (skor maks ideal – skor min ideal)
 X   = Total skor aktual
Terdapat 4 kriteria aspek keaktifan yang masing-masing mendapat skor sesuai indikator yang dicapai, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Data maksimum : 20
Data minimum : 4
-          Rerata skor ideal : ½ x (20+4) = 12
-          Simpangan baku ideal :  x (20-4) = 3
1,5x3 = 4,5
0,5x3 = 1,5


Tabel 3.2 Kategori Keaktifan
Interval
Kategori
X≥16,5
Sangat Tinggi
13,5≥X≤16,5
Tinggi
10,5≥X<13,5
Sedang
8,5≥X≤10,5
Rendah
                X<8,5
Sangat Rendah

Setelah didapatkan perolehan nilai setiap kategori, maka perhitungan keaktifan selanjutnya adalah mengacu pada tabel 3.3. Dalam tabel tersebut dijelaskan aspek setiap kriteria dan nilai yang diperoleh. Selanjutnya, nilai yang didapat siswa dijumlahkan untuk selanjutnya disimpulkan siswa masuk kategori keaktifan sesuai skor yang diperoleh.
Tabel 3.3 Aspek Keaktifan Siswa
No
Kriteria
Aspek
Nilai
1.
Bertanya
Jika siswa tidak pernah bertanya
1
Jika siswa jarang bertanya (1 kali)
2
Jika siswa sering bertanya (2 kali)
3
Jika siswa selalu bertanya (3 kali)
4
Jika siswa selalu bertanya (≥3 kali)
5
2.
Menjawab
Jika siswa tidak pernah menjawab
1
Jika siswa jarang menjawab (1 kali)
2
Jika siswa sering menjawab (2 kali)
3
Jika siswa selalu menjawab (3 kali)
4
Jika siswa selalu menjawab (≥3 kali)
5
  3.
Kerjasama
Jika siswa tidak pernah bekerja sama
1
Jika siswa jarang bekerja sama (1 kali)
2
Jika siswa sering bekerja sama (2kali)
3
Jika siswa selalu bekerja sama (3kali)
4
Jika siswa selalu bekerja sama (≥3kali)
5
4.
Mengemukakan Ide
Jika siswa tidak pernah mengemukakan ide
1
Jika siswa jarang mengemukakan ide (1 kali)
2
Jika siswa sering mengemukakan ide (2 kali)
3
Jika siswa selalu mengemukakan ide (3kali)
4
Jika siswa selalu mengemukakan ide (≥3kali)
5

2.      Analisis Data Berpikir Kritis
Teknik analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui skor kemampuan berpikir kritis siswa adalah menggunakan tes akhir siklus. Hasil pekerjaan siswa pada tes tersebut diberi skor sesuai dengan pedoman atau rubrik kemampuan berpikir kritis. Kemudian untuk masing-masing aspek yang diteliti dari kemampuan berpikir kritis dari skor seluruh siswa yang mengikuti tes dijumlah dan ditentukan persentase skornya. Setelah diperoleh persentase skor setiap aspek pada kemampuan berpikir kritis, peneliti menentukan kriteria persentase skor yang diperolah siswa. Soal pada tes kemampuan berpikir kritis terdapat 5 butir soal yang  masing-masing mendapat nilai sesuai rubrik penilaian dari  Finken dan Ennis (1993) yang sudah dimodifikasi dalam Zubaidah dkk. (2015)
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian berpikir kritis
Skor
Deskriptor
5
·  Semua konsep benar, jelas, dan spesifik
·  Semua uraian jawaban benar, jelas, dan spesifik, didukung oleh alasan yang kuat, benar, argumen jelas
·  Alur berfikir baik, semua konsep saling berkaitan dan terpadu
·  Tata bahasa baik dan benar
·  Semua aspek nampak, bukti baik, dan seimbang
4
·  Sebagian besar konsep benar, jelas namun kurang spesifik
·  Sebagian besar uraian jawaban benar, jelas namun kurang spesifik
·  Alur berfikir baik , sebagian besar konsep saling berkaitan dan terpadu
·  Tata bahasa baik dan benar, ada kesalahan kecil
·  Semua aspek nampak, namun belum seimbang
3
·  Sebagian konsep benar dan jelas
·  Sebagian kecil uraian jawaban benar dan jelas, namun alasan dan argumen tidak jelas
·  Alur berfikir cukup baik, sebagian kecil saling berkaitan
·  Tata bahasa cukup baik, ada kesalahan dalam ejaan
·  Sebagian besar aspek yang nampak benar
2
·  Konsep kurang fokus atau berlebihan atau meragukan
·  Uraian jawaban tidak mendukung
·  Alur berfikir kurang baik, konsep tidak saling berkaitan
·  Tata bahasa baik, kalimat tidak lengkap
·  Sebagian kecil aspek yang nampak benar
1
·  Semua konsep tidak benar atau tidak mencukupi
·  Alasan tidak benar
·  Alur berfikir tidak baik
·  Tata bahasa tidak baik
·  Secara keseluruhan aspek tidak mencukupi
0
Tidak ada jawaban atau jawaban salah
                  Sumber : Finken dan Ennis (1993 dalam Zubaidah dkk. 2015)


                    


F.    
28
Jadwal Penelitian
No
Jenis kegiatan
Februari
Maret
April
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Tahap perancanaan












2.
Tahap pelaksanaan dan pengamatan












3.
Tahap refleksi












4.
Siklus 2












5.
Refleksi












7.
Penyusunan laporan


























29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Gambaran Selintas Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 15-31 Maret 2016. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VII-A di MTs Tribakti Kunjang Kabupaten Kediri, dengan siswa sebanyak 23 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan, dengan 2 kolaborator yaitu Jovi Saputra Wahyu R.,S.Pd dan Lisnawati.
Berdasarkan hasil survey pada bulan Agustus 2015, menunjukkan bahwa siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran, tingkat keantusiasan siswa dalam materi IPA kurang sehingga keaktifan rendah dan berdampak pada hasil belajarnya. Siswa masih belum mampu untuk berpikir kritis tentang konsep materi yang diajarkan dalam pembelajaran, siswa masih terbiasa dengan metode ceramah dari guru sehingga cenderung pasif untuk mengungkapkan ide-ide gagasan ataupun bertanya pada saat pembelajaran berlangsung. Jumlah siswa yang hadir pada survey awal berjumlah 28 siswa, pada siklus I berjumlah 23  siswa, dan pada siklus II 23 siswa. Pada siklus I siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, namun masih belum sepenuhnya sesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu tingkat keaktifan tergolong rendah sebesar 48% dan hasil post test berpikir kritis sebesar 45,70%.  Pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I, guru dan siswa sudah mampu menyesuaikan dengan model Think-Pair-Share. Keaktifan dan berpikir kritis siswa juga mengalami peningkatan.  Keaktifan siswa dari siklus


I sebesar 48% meningkat menjadi 60% pada siklus II dan berpikir kritis siswa dari siklus I sebesar 45,70% meningkat menjadi 78% pada siklus II.
B.     Deskripsi Temuan Penelitian
1.    Rencana Umum Pelaksanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, dilakukan observasi dan wawancara kepada guru tentang pembelajaran di kelas yang akan dilaksanakan penelitian tindakan. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pembelajaran di kelas VII-A dengan yang terdiri dari 23 siswa pada mata pelajaran IPA terpadu sub materi plantae di MTs Tribakti Kunjang tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus satu terdiri dari tiga pertemuan dengan rincian dua pertemuan materi dan satu pertemuan post test. Siklus dua terdiri dari dua pertemuan dengan rincian pertemuan pertama materi dan pertemuan kedua materi dilanjutkan post test. Pada penelitian ini peneliti sebagai observer dibantu oleh dua kolaborator yaitu guru dan pengamat. Berikut jadwal pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II:
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Siklus
Hari/tanggal
Waktu
Materi
I
Selasa/15 Maret 2016
10.30-12.00
Pengantar Plantae, ganggang, dan Bryophyta
Kamis/17 Maret 2016
10.30-12.00
Bryophyta
Selasa/22 Maret 2016
10.30-12.00
Tes evaluasi siklus 1
II
Selasa/29 Maret 2016
10.30-12.00
Pengantar Pterydophyta
Kamis/31 Maret 2016
10.30-12.00
Pterydophyta dan tes evaluasi siklus 2


2.    Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 1
Siklus pertama terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action) dan observasi (observation), refleksi (reflection).
a.         Perencanaan (planning)
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
1)        Menyusun surat pengantar penelitian ke sekolah
2)        Menyusun jadwal pelaksanaan penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.1
3)        Menyusun dan mengembangkan silabus sesuai indikator
4)        Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
5)        Menyusun bahan ajar plantae (handout)
6)        Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
7)        Menyusun atlas
8)        Menyusun lembar observasi guru untuk pengamatan kegiatan pembelajaran
9)        Menyusun lembar  observasi siswa untuk pengamatan keaktifan siswa selama pembelajaran
10)    Menyusun soal tes evaluasi berpikir kritis siklus 1
11)    Menyiapkan spesimen tumbuhan lumut
Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat tahapan tindakan yang akan dilakukan yaitu memberikan rencana pelaksanaan pembelajaran kepada guru untuk dikonsultasikan dan menerima masukan saran juga menjelaskan bagaimana langkah-langkah pembelajaran sesuai model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share.
b.         Pelaksanaan(action) dan observasi(observation)
Pada tahap ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Secara operasional langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut:
1)        Guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah setiap kelompok 2 anak (teman sebangku) dan membagikan LKS
2)        Gurumenugaskanmasing-masing individu untuk memikirkan jawaban yang tertera di LKS dengan mengamati spesimen lumut sebelum berdiskusi dengan teman satu bangku. (Think)
3)        Selesai mengerjakan LKS secara individu, guru memandu peserta didik untuk berkelompok dengan teman sebangku untuk mendiskusikan pertanyaan selanjutnya dan melanjutkan pengamatan
4)        Peserta didik berpasangan dengan pasangannya yaitu teman sebangku untuk mendiskusikan LKS dan melanjutkan identifikasi tumbuhan lumut yang disajikan. (Pair)
5)        Guru membantu peserta didik untuk melakukan pengamatan
6)        Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan ciri morfologi,klasifikasi, dan siklus hidup tumbuhan lumut. Petunjuk kegiatan terdapat pada LKS
7)        Selesai berdiskusi, pendidik menugaskan masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (Share)
8)        Guru memandu peserta didik dalam berdiskusi dan menegaskan jawaban yang ada di LKS
Pada saat yang bersamaan, dilakukan observasi pelaksanaan pembelajaran meliputi observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa, dan mencatat beberapa aspek yang tidak ada pada lembar observasi pada lembar catatan lapangan. Kolaborator melakukan tugas dokumentasi dan pengamatan yang kemudian dicatat pada lembar catatan lapangan. Berikut adalah hasil observasi guru:
     Tabel 4.2 Perolehan Skor Aktivitas guru pada Siklus I
Aspek
Siklus I
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Skor
60
71
Kriteria
Cukup Baik
Baik

Hasil observasi pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan meskipun belum maksimal mengingat ini adalah pertama kalinya guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Hasil observasi selanjutnya adalah keaktifan siswa, berikut adalah tabel hasil observasi siswa:
       Tabel 4.3 Jumlah siswa yang Aktif Siklus I
Kategori
Jumlah
Presentase
Sangat Tinggi
0
0%
Tinggi
1
4,3%
Sedang
6
26%
Rendah
15
65,2%
Sangat Rendah
1
4,3%

Hasil keaktifan menurut tabel 4.3 menunjukkan bahwa ada 15 anak berada dikategori rendah. Sedangkan hanya 1 anak berada dikategori tinggi.
c.       Refleksi (reflection)
Pada tahap ini, peneliti dan kolaborator melakukan diskusi terkait hasil refleksi pada siklus pertama. Adapun  pada siklus pertama adalah sebagai berikut :
1)        Guru masih belum terbiasa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share yang ditunjukkan oleh hasil observasi aktivitas guru rata-rata dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu 65,5.
2)        Siswa belum bisa sepenuhnya mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share karena selama ini masih terbiasa dengan metode ceramah dari guru sehingga untuk hasil aktifitas keaktifan siswa masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi dari 23 siswa 15 diantaranya berada dikategori rendah dan ada 1 siswa berada dikategori sangat rendah sehingga ini dijadikan refleksi untuk memperbaiki dan meningkatkan siswa yang masih kurang aktif disiklus II.
3)        Siswa belum bisa memahami pelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair-Share. Hal ini bisa dilihat dari hasil rata-rata  evaluasi siklus 1 adalah 45,74 dan rata-rata perolehan nilai berpikir kritis adalah 11 dari skor ideal yang seharusnya adalah 25.
4)        Hasil ketuntasan klasikal pada siklus 1 sangat rendah yaitu hanya 13%.

3.    Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II
Seperti siklus pertama siklus kedua ini terdiri dari 3 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action) dan observasi (observation),  refleksi (reflection).
a.       Perencanaan (planning)
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan pada siklus pertama, maka pada tahap perencanaan pada siklus kedua dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1)   Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran
2)   Lebih intensif membimbing kelompok saat berdiskusi
3)   Memberikan reward bagi yang bisa mencapai nilai tertinggi di kelas
Berikut adalah beberapa perangkat pembelajaran yang digunakan dalam siklus kedua sebagai berikut :
1)   Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2)   Menyusun materi pada power point
3)   Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
4)   Menyusun atlas yang lebih menarik dan memudahkan siswa
mengidentifikasi tumbuhan paku
5)   Menyusun soal tes evaluasi berpikir kritis siklus 2
6)   Menyiapkan spesimen tumbuhan paku
7)   Menyiapkan angket
b.      Pelaksanaan dan observasi
1)      Pendidik membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil (2 anak) dan membagikan LKS
2)      Pendidik menugaskan individu untuk memikirkan jawaban yang tertera di LKS dengan mengamati spesimen paku sebelum berdiskusi dengan teman satu bangku. (Think)
3)      Selesai mengerjakan LKS secara individu, pendidik memandu peserta didik untuk berkelompok dengan teman sebangku untuk mendiskusikan pertanyaan selanjutnya dan melanjutkan pengamatan
4)      Peserta didik berpasangan dengan pasangannya yaitu teman sebangku untuk mendiskusikan LKS dan melanjutkan identifikasi tumbuhan paku yang disajikan. (Pair)
5)      Pendidik membantu peserta didik untuk melakukan pengamatan
6)      Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan ciri morfologi,klasifikasi, dan siklus hidup tumbuhan paku. Petunjuk kegiatan terdapat pada LKS.
7)      Selesai berdiskusi, pendidik menugaskan masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas (Share)
8)      Pendidik memandu peserta didik dalam berdiskusi dan menegaskan jawaban yang ada di LKS. Seperti yang dilakukan pada siklus pertama, pada tahap ini dilakukan observasi untuk kegiatan aktifitas guru dan observasi keaktifan siswa dan mencatat beberapa aspek yang tidak ada pada lembar observasi pada lembar catatan lapangan. Pengamat melakukan tugas sebagai dokumentasi dan mencatat hasil pengamatannya pada lembar catatan lapangan.  Berikut adalah hasil observasi guru:
Tabel 4.4 Perolehan Skor Aktivitas Guru Pada Siklus 2
Aspek
Siklus II
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Skor
71
73
Kriteria
Baik
Sangat Baik

Hasil observasi siklus II pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan  yang cukup baik, karena guru sudah mulai bisa beradaptasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Hasil observasi selanjutnya adalah keaktifan siswa, berikut adalah tabel hasil observasi siswa:

Tabel 4.5 Jumlah Siswa yang Aktif Siklus II

Kategori
Jumlah
Presentase
Sangat Tinggi
0
0%
Tinggi
5
21,7%
Sedang
11
47,8%
Rendah
7
30,4%
Sangat Rendah
0
0%

Hasil keaktifan menurut tabel 4.5 menunjukkan bahwa ada 5 anak berada dikategori tinggi. Sedangkan sisanya berada dikategori sedang dan rendah. Dibandingkan dengan siklus I, siklus II sudah mengalami peningkatan keaktifan siswa, meskipun masih ada yang berada dikategori rendah.
c.    Refleksi
Seperti pada siklus yang pertama, tahapan ini melakukan kegiatan berupa refleksi evaluasi terhadap proses pembelajaran siklus kedua. Adapun hasil refleksi adalah sebagai berikut:
1)        Aktifitas guru dalam pembelajaran sudah menunjukkan peningkatan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share yang ditunjukkan oleh rata-rata hasil observasi aktivitas guru dari pertemuan pertama dan kedua siklus II adalah 72. Dengan hasil tersebut maka guru sudah terampil dan terlatih untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Selain itu, diharapkan dalam pembelajaran selanjutnya guru tetap menerapkan berbagai model pembelajaran kooperatif lainnya yang bisa menunjang proses pembelajaran.
2)        Aktifitas siswa menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share sudah mulai menunjukkan peningkatan. Pada siklus I  siswa dominan masih berada dikategori rendah, sedangkan siklus II siswa dominan berada di kategori sedang. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
3)        Hasill tes evaluasi berpikir kritis pada silkus kedua menunjukkan kemajuan. Hal ini bisa dilihat dari hasil rata-rata post test evaluasi mencapai 78 dan rata-rata perolehan skor berpikir kritis 19 dari skor ideal 25.
4)        Hasil ketuntasan klasikal pada siklus kedua meningkat yaitu 74%.
C.    Pembahasan dan Pengambilan Simpulan
Pada tahap awal pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, peneliti juga melakukan observasi awal berupa pra tindakan. Kegiatan pra tindakan dilakukan dengan tujuan mengetahui nilai ulangan harian siswa pada sub bab materi sebelum dilakukan penelitian. Aktifitas siswa juga diamati dimana menunjukkan tingkat keaktifan yang sangat rendah. Rendahnya aktifitas keaktifan siswa karena guru dalam pembelajaran menggunakan metode ceramah saja. Dari observasi pra tindakan ini didapatkan nilai ulangan siswa dan data aktifitas siswa yang nantinya dijadikan pembanding antara pembelajaran biasa dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada aspek berpikir kritis.

1.      Aktifitas Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
Aktifitas guru pada pada siklus 1 menunjukkan hasil yang cukup baik dengan rata-rata perolehan skor 65,5. Siklus 1 terdiri dari dua kali pertemuan, pertemuan yang pertama aktifitas guru hanya mencapai hasil yang cukup baik, hal ini dikarenakan guru baru pertama kali menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share di kelas, sehingga efisiensi waktu kurang dan guru belum bisa mengkondisikan kelas pada tahap diskusi kelompok dan pengamatan.
Pertemuan kedua aktifitas guru sudah mengalami peningkatan dengan hasil penilaian baik. Peningkatan terjadi karena guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan melakukan diskusi dengan peneliti untuk memperbaiki kualitas pembelajaran sesuai sintaks model pembelajaran. Siklus 2 aktifitas guru secara keseluruhan mencapai hasil yang sangat baik dengan rata-rata 72. Guru berusaha untuk terus memperbaiki diri hingga didapatkan hasil yang sesuai. Selain itu siswa juga sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan sehingga memudahkan guru dalam proses pembelajaran. 



Berikut adalah adalah grafik hasil observasi guru siklus 1 dan siklus 2 :
65,5
72
Gambar 4.1 Rata-rata hasil aktifitas guru pada siklus I dan siklus II


2.    Aktifitas Keaktifan Siswa Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
Aktifitas siswa pada penelitian ini mengacu pada aspek keaktifan siswa dalam pembelajaran. Dalam pengamatan yang dilakukan pada pra tindakan, keseluruhan siswa menunjukkan keaktifan yang sangat rendah. Sangat rendah nya keaktifan siswa membuat siswa jadi pasif dan tidak terlalu memperhatikan penjelasan guru. Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus 1, dari23 siswa 15 diantaranya berada dikategori rendah dan ada 1 siswa berada dikategori sangat rendah sedangkan pada siklus II siswa tidak lagi mendominasi kategori rendah, siswa dominan berada di kategori sedang 11 siswa dan tinggi 5 siswa. Meskipun siswa masih belum secara maksimal bisa aktif didalam kelas, dengan penerapan model pembelajaran ini, keaktifan siswa yang dahulunya sangat rendah sedikit demi sedikit bisa meningkat.

      Gambar 4.2. Hasil  Keaktifan Siswa

3.      Hasil belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
Ketuntasan siswa dilihat dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang didapatkan dari perhitungan KKM KD pada sub bab materi plantae diperoleh hasil yaitu 68 dengan rata-rata nilai pada siklus I 45,74 dan siklus II 78. Sedangkan pra penelitian KKM mengacu pada sekolah yakni 70 dengan rata-rata nilai 64,61 pada sub bab ciri-ciri makhluk hidup. Berikut adalah grafik rata-rata nilai siswa:

78
45,74
64,612
        
                  Gambar 4.3 Grafik Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

Sesuai perhitungan KKM KD pada lampiran 2, KKM yang digunakan adalah 68. KKM Individual yaitu apabila siswa dibawah KKM maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas. KKM Klasikal yaitu jumlah siswa mendapat nilai sama dengan KKM atau diatas KKM. Berikut adalah grafik jumlah siswa yang tuntas dan yang belum tuntas:
6
17
200
3
                     Gambar 4.4 Grafik ketuntasan Klasikal siswa

4.      Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus 1 dan 2 yang diperoleh dari tes evaluasi akhir siklus berpikir kritis siwa meningkat. Pada siklus 1 rata-rata perolehan nilai berpikir kritis adalah 11 dari skor ideal yang seharusnya adalah 25. Hal ini dikarenakan siswa belum pernah menerima soal ulangan dengan tingkat berpikir kritis yang tinggi. Biasanya siswa mendapat soal evaluasi hanya aspek C1 dan C2 saja. Sedangkan pada tahap tingkatan berpikir kritis siswa menerima soal evaluasi pada tingkatan C3 dan C4. Pada siklus 2, hasil evaluasi berpikir kritis mengalami peningkatan yakni rata-rata menjadi 19 dari skor ideal yang seharusnya 25. Siswa yang biasanya dapat mengerjakan dengan mudah soal yang diberikan guru sekarang mereka mampu menjawab soal yang tingkatan soal nya sudah mencapai C3 dan C4. Berikut adalah grafik rata-ratahasil evaluasi berpikir kritis siswa:
19
11
Gambar 4.5  Rata-rata Skor Hasil Evaluasi Berpikir Kritis
5.      Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
Hasil respon siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share diberikan pada akhir siklus kedua. Hasil menunjukkan respon  yang sangat baik dari para siswa. Siswa merasa senang dengan model pembelajaran yang berbeda dari biasanya dan menarik. Karena siswa masih terbiasa dengan metode ceramah tanpa adanya keterlibatan siswa dalam memahami materi, dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif, diharapkan mereka lebih aktif lagi dan tidak bergantung pada penjelasan guru saja. Berikut adalah hasil respon siswa :
Tabel 4.6 Hasil respon siswa terhadap model pembelajaran Think-Pair-Share


Jumlah siswa yang merespon
Presentase
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1.
Apakah pembelajaran yang dilaksanakan menarik?
18
4
82%
18%
2.
Apakah pembelajaran mudah dimengerti?
19
3
86%
14%
3.
Apakah pembelajaran menyenangkan?
22
-
100%
0%
4.
Apakah kamu termotivasi untuk belajar?
20
2
90%
10%
5.
Apakah pembelajaran mendorong kamu dalam keaktifan belajar?
18
4
82%
18%
6.
Apakah pembelajaran mendorong kamu untuk bekerja sama dengan teman?
21
1
95%
5%
7.
Apakah media yang digunakan menarik?
18
4
82%
18%
8.
Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dijelaskan?
18
4
82%
18%
9.
Apakah menurut kamu soal-soal dalam tes sesuai dengan materi yang diajarkan?
19
3
86%
14%
Rata-rata
87%
13%

Dari sembilan pertanyaan yang tersaji dalam angket, rata-rata siswa menjawab “Ya” mendapatkan presentase 87% dan rata-rata yang menjawab “Tidak”berjumlah 13%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak nya presentase siswa yang menjawab “Ya” menunjukkan siswa merasa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share menarik, menyenangkan, memotivasi mereka untuk belajar aktif dan bekerja sama, mudah dimengerti, media yang digunakan menarik sehingga membantu memahami materi dan soal-soal evaluasi dengan tingkatan beripikir kritis sesuai dengan materi yang diajarkan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model belajar kooperatif siswa mampu menemukan konsep-konsep dasar suatu materi dengan mandiri dan berdampak pada hasil evaluasi. Siswa merasa senang dengan adanya kegiatan kelompok, selain aktif dalam kegiatan belajar siswa juga dilatih untuk selalu menemukan hal baru dalam materi yang akan diajarkan. Karena pembelajaran menyenangkan siswa akan terbiasa menyambut pelajaran dengan senang hati, mereka merasa tidak sendirian dalam mempelajari materi pelajaran karena adanya diskusi, dengan begitu mereka akan berusaha memahami dan saling bertukar ide sehingga berpikir kritis meningkat sekaligus dengan keaktifan siswa dalam kelas.
D.    Kendala dan Keterbatasan
Penelitian yang telah dilaksanakan di MTs Tribakti Kunjang  kelas VII-A memiliki kendala dan keterbatasan, antara lain sebagai berikut:
1.         Sulitnya mengkondisikan siswa saat diskusi, banyak siswa yang bermain sendiri dan tidak berdiskusi tetapi mencontoh pekerjaan teman sebangkunya.
2.         Belum terbiasanya guru menggunakan model pembelajaran Kooperatif terutama tipe Think-Pair-Share, sehingga sintaks dari model pembelajaran tersebut baru bisa benar-benar terlihat di siklus kedua
3.         Kurangnya fasilitas laboratorium di sekolah, sehingga untuk pengamatan mikroskopis belum bisa dilaksanakan dan ini menjadi tugas tambahan guru untuk memperjelas bagian-bagian suatu materi yang menuntut memakai mikroskop.



BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai keaktifan siswa dan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA sub bab materi Plantae dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada siswa kelas VII-A MTs Tribakti Kunjang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.         Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktifitas siswa pada pra penelitian hingga siklus II. Pra penelitian menunjukkan keaktifan siswa yang sangat rendah bahkan pasif, sedangkan pada siklus 1, dari 23 siswa 15 diantaranya berada dikategori rendah dan pada siklus II siswa tidak lagi mendominasi kategori rendah, siswa dominan berada di kategori sedang 11 siswa dan tinggi 5 siswa.
47
Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus 1 rata-rata perolehan nilai berpikir kritis adalah 11 sedangkan siklus II adalah 19 dari skor ideal yang seharusnya adalah 25. Sedangkan aspek ketuntasan minimal pada pra penelitian guru menggunakan KKM sesuai sekolah yakni 70 rata-rata 64,61 dengan soal tingkat C1 dan C2. Setelah dilakukan penerapan


model Think-Pair-Share dengan tingkatan soal C3-C4 rata-rata menjadi 45,74 dan pada siklus II rata-rata 78.
B.     Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan sebagai berikut:
1.      Guru IPA terpadu di MTs Tribakti Kunjang hendaknya sering menerapkan berbagai model pembelajaran guna menunjang keaktifan dan berpikir kritis siswa, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran IPA.
2.      Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share memerlukan pengawasan lebih saat proses kegiatan belajar mengajar dan kepahaman sintak untuk proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran



DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Ennis, R H. 2001. Critical Thinking Assessment.The Ohio State University. 32, (3).(Online)(http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFiles/file/Ennis%20Critical%20Thinkin %20Assessment.pdf), diakses tanggal 3 Februari 2016
Ennis, R H. 2011. The Nature of Critical Thinking: An Outline of CriticalThinking Dispositions and Abilities. (online) (http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNature ofCriticalThinking_51711_000.pdf), diakses tanggal 3 Februari 2016
Finken dan Ennis. 1993. Illinois Critical Thinking Essay Test. Illinois Critical Thinking Project. Departement of Educational Policy Studies University of Illinois. (online) (http://www.criticalthinking.net/IllCTEssayTestFinken-Ennis12-1993LowR.pdf), diakses tanggal 3 Februari 2016
Fitriani, A E. 2014. Peningkatan Keaktifan Belajar Dan Pemahaman Konsep Dengan Model Pembelajaran  Kooperatif  Tipe Think-Pair-Share (TPS) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas VII Semester Gasal SMP N 2 Ngemplak Tahun 2013/ 2014). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hamalik, O. 2011.  Kurikulum dan Pembelajaran.  Jakarta: Bumi Aksara.
Muanisah. 2010. Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Terbuka (Open Ended) di Kelas VII SMP Sunan Ampel Menganti Gresik ( IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2010) tidak dipublikasikan
Mukti, A A. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Otomotif 1 SMK PGRI 1 Surakarta Pada Mata Diklat Otomotif Dasar Tahun Pelajaran 2012/2013. Surakarta
Ngafifi, M., dan Siti I A. 2014. Penerapan Model Think Pair Share Berbantuan Media  Untuk Meningkatkan Aktivitas, Sikap, dan Hasil Belajar IPS. Sukoharjo: Universitas Negeri Yogyakarta
Permitasari, F., Budi H., dan Buranda J P. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share Berbasis Keterampilan Berfikir Kritis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-F Smpn 18 Malang. Malang: Universitas Negeri Malang


Purwanto, R. 2011. Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Sistem Koordinasi Melalui Metode Pembelajaran Teaching Game Team Terhadap Siswa Kelas Xi Ipa SMA Smart Ekselensia Indonesia Tahun Ajaran 2010-2011. Ekselensia: Jurnal pendidikan dompet dhuafa edisi1
Rizkina, M. 2013. Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Diskusi Kelompok Melalui Layanan Bimbingan  Kelompok Pada Siswa Kelas VIIIE di SMPN 19 Semarang. Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang
Rusmaryanti, D. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Denganmodel Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Pada Siswa Kelas VIIIA Mts Al Huda 2 Jenawi Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Karanganyar: Jurnal Pendidikan, 22(3), Nopember 2013
Sawitri, N P E. 2013. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Pkn Kelas V Sd Negeri 3 Sebatu Gianyar.Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.
Vieira, R M., Celina T V, dan Isabel P M. 2011.  Critical thinking: Conceptual clarification and its importance in science education. University of Aveiro: Portugal .Science Education International  Vol.22, No.1, March 2011, 43-54
Wijaya, R W. 2013. Implementasi Cooperative Learning Model Tps (Think Pair Share) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perawatan Dan Perbaikan Sistem Pemindah Tenaga Otomotif Siswa Kelas Xi Jurusan Teknik Otomotif Smk N 2 Yogyakarta. Yogyakarta: -
Wibowo, S E. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Dengan Media Cd Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SDN Mangunsari Semarang. Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang
Zubaidah, S., Corebima, A D., dan Mistianah.  2015. Asesmen Berfikir Kritis Terintegrasi Tes Essay. Symposium on Biology Education



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peristiwa Penting Menjelang Kemerdekaan

Menyerahnya Jepang terhadap Sekutu Penyerahan Jepang terhadap sekutu terjadi setelah peristiwa pengeboman di Nagasaki dan Hiroshima. Pen...